Aktvis 98 Fery Aryanto Minta Pemda Berpikir Cerdas, Lakukan Vaksinasi Jemput Bola

1087
ilustrasi

KOTA BOGOR – Saat ini di sejumlah daerah tengah dilakukan vaksinasi massal guna merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan prosedur vaksinasi yang benar diharapkan akan di peroleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) yang minimal.

Namun, ada yang dinilai salah dalam pemberian vaksinasi massal. Sebab, tanpa disadari hal itu malah menimbulkan kerumunan massa. Hal itu disampaikan aktivis 98, Fery Aryanto Batubara.

“Soal vaksinasi yang menjadi kebijakan Pemerintah Jokowi, saya sangat mendukung. Menurut saya itu wajib dan perlu, sebagaimana amanat Perpres No.99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19,” kata Fery kepada media online ini, Rabu (30/6/2021).

Tapi, pelaksanaan vaksinasi massal yang saat ini dilakukan dinilai keliru.

“Kenapa keliru? Karena, secara tidak langsung malah menimbulkan kerumunan massa. Warga yang berharap ikut serta cegah sebaran Covid-19 terundang mendaftar secara berduyun-duyun ke lokasi vaksinasi massal. Jadi, menurut saya, teknis vaksinasi massal harus dilakukan dengan jemput bola. Seperti halnya dilakukan kepada warga Baduy kekinian,” sambung Ketua Front Pemuda Penegak Hak Rakyat (FPPHR).   

Ia mengkritisi dan minta pemda berpikir cerdas, soal percepatan vaksinasi idealnya digunakan dengan cara mendatangani rumah warga, atau disentralkan di kantor kelurahan secara bergelombang atau bertahap.

“Lakukan vaksinasi dengan jemput bola. Tahapannya, dimulai pendataan terlebih dahulu dan datangi ke rumah warga. Atau, sentralkan di kelurahan, sebagaimana sebelumnya dilakukan saat pembagian bansos. Saya piker itu bisa dilakukan, sebab sudah ada contoh penyaluran bansos melalui kantor kelurahan saja juga bisa kok, dan lakukan secara bertahap menghindari kerumunan,” tuturnya.

Dia mengaku prihatin angka kasus positif Covid-19 terus melonjak di Kota Bogor.

“Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari kita selalu mendengar kabar buruk, kabar duka, kabar sedih. Artinya, ada yang tak optimal dilakukan. Segera lakukan vaksinasi jemput bola atau dipecah melalui kelurahan. Kalau pun pemda ngaku ga punya duit, alokasikan anggaran dari kegiatan wifi internet RW yang sampai sekarang tak jelas penampakannya di banyak tempat. Kalau pun pemda masih juga bilang tak punya anggaran, alokasikan dana alat tulis kantor hingga biaya makan minum ASN yang saat ini WFH untuk sukseskan vaksinasi jemput bola. Termasuk juga berlakukan larangan dewan kunker, alihkan anggarannya untuk urusan antisipasi lonajakan Covid-19 di Kota Bogor,” tuntasnya.

Diketahui, saat ini angka penambahan kasus harian Covid-19 di Kota Bogor kembali menyentuh angka tertinggi. Jika sebelumnya angka penambahan kasus tertinggi harian Covid-19 di Kota Bogor berada di angka 310 kasus, data Dinkes Kota Bogor menyebutkan kini angka penambahan kasus harian Covid-19 di Kota Bogor mencapai 447 kasus dalam satu hari.

Dengan adanya penambahan itu, jumlah akumulatif kasus Covid-19 Kota Bogor mencapai 20.015 kasus yang terdiri dari, 3391 orang masih dalam perawatan, 16.341 pasien dinyatakan sembuh, dan 283 orang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. (Nesto)

SHARE

KOMENTAR