Demi Kemanusiaan, Alumni Kelompok Cipayung Bantu Palestina

777
Silahturahmi kebangsaan dan koordinasi bantuan kemanusiaan untuk Palestina.

Jakarta - Bantuan yang akan dikoordinasikan oleh Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) untuk Palestina murni berdasarkan prinsip kemanusiaan bukan atas dasar sentimen agama tertentu. Hal itu ditegaskan pimpinan organisasi alumni Cipayung dalam konsolidasi sekaligus Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina.

Kegiatan itu diawali dengan webinar yang digelar pada Rabu (26/5/2021) lalu dan rangkaiannya akan dilanjutkan dalam sejumlah agenda lainnya. FAKC terdiri dari Korps Alumni HMI (KAHMI), Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), Forum Komunikasi Alumni PMKRI (Forkoma PMKRI) dan Perkumpulan Senior GMKI (PS GMKI).

Aksi awal kemanusiaan di KAHMI Center dihadiri pimpinan FAKC yakni Ahmad Basarah (Ketua PA GMNI), M Hanif Dakhiri (Sekjend IKA PMII), Hermawi Taslim (Ketua FORKOMA PMKRI), Sahat Sinaga (Sekjend PNPS GMKI) dan tuan rumah Viva Yoga Maulani (Ketua Presidium KAHMI).

Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua MPR RI menegaskan bahwa keberpihakan Indonesia terhadap "Palestina Merdeka" telah menjadi bagian dari sejarah yang secara konsisten diperjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai Joko Widodo.                         

Basarah menegaskan bahwa bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah perintah kostitusi yang secara jelas tertuang dalam alinea pertama pembukaan UUD 45 yakni "bahwa sesungguhya kemerdekaan adalah hak semua bangsa ....."                       

Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim mengatakan  pentingnya gencatan senjata permanen agar tidak ada lagi korban jiwa khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

Dia menekankan perlunya semua pihak kembali ke semangat "pakta perdamaian Oslo" yang telah ditandatangani 20 Agustus 1993 di depan Presiden Palestina Yaser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel. Semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan, saling mengakui keberadaan masing-masing sebagai negara merdeka.

Dan lebih penting lagi, lanjut Taslim, pakta perdamaian Oslo itu juga sudah di ratifikasi Amerika Serikat sebagai salah satu aktor kunci perdamaian tersebut.

Taslim melihat prospek perdamaian ke depan lebih terbuka terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap pakta perdamaian Oslo seperti Mesir,  Arab saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.

Dalam kesempatan itu, Ahmad Basarah menolak jika penggalangan bantuan kemanusiaan FAKC untuk bangsa Palestina didasarkan atas sentimen agama. “Karena baik bangsa Indonesia sendiri warga negaranya bukan hanya beragama Islam, begitu juga dengan bangsa Palestina yang rakyatnya juga bukan hanya yang beragama Islam, tetapi ada juga yang beragama Kristen dan Yahudi,” tegas Basarah. [AA-02]

SHARE

KOMENTAR