Diskusi Lesehan dari Kampung ke Kampung, Tubagus Eka Gelorakan Nilai Kebangsaan

500
Tubagus Eka saat gelaran diskusi di rumah warga.

KOTA BOGOR - Peringatan Sumpah Pemuda harus dijadikan momentum untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya pemuda-pemudi Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan. Demikian disampaikan penggiat sosial, Tubagus Eka Purnama di RT 02, RW 01, Kelurahan Lawanggintung saat gelaran diskusi lesehan Sumpah Pemuda di kediaman warga, Tati.       

"Sumpah Pemuda, menyampaikan pesan kebangsaan ide itu tidak berdasarkan suatu keagamaan, suku, ras, maupun bahasa tertentu, tetapi membawa ideologi yang majemuk baik dari berbagai agama, suku, ras dan bahasa yang ke depannya itulah yang bisa melahirkan suatu ideologi yang bernama Pancasila hingga saat ini," ujar pria yang akrab disapa Eka, baru-baru ini.

Dia menuturkan bahwa itulah yang seharusnya dilakukan oleh para tokoh bangsa, tokoh masyarakat maupun oleh para pemuda-pemudi itu saat ini. Jadi kesadaran kebangsaan itu tidak boleh hilang dalam jati diri para pemimpin bangsa dan pemuda itu sendiri. Karena tumbuhnya kesadaran kebangsaan itu bukan suatu hadiah.

"Dan kesadaran kebangsaan ini merupakan suatu aktualisasai diri. Jadi kesadaran berbangsa ini memang harus tumbuh dan berkembang di dalam rumah tangga seorang pemuda itu. Mulai dari orang tuanya maupun anaknya sendiri yang mana kesadaran kebangsaan itu harus selalu dipelihara," tuturnya.

Ikrar dan kata-kata para pemuda kala itu, sambung Eka, serupa mantra dan doa. Kata-mantra mewujud realita. Dia menyampaikan, tantangan ke depan yang dihadapi pemuda tidak mudah. Beragam persoalan akan terus menguji eksistensi pemuda. Mulai dari ancaman terhadap disintegrasi bangsa, degradasi terhadap nilai-nilai luhur Pancasila, juga kemajemukan yang dipertentangkan di depan mata. Eka mengajak pemuda untuk tidak melupakan sejarah. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan para pendiri bangsa merupakan alat pemersatu.

“Ia mampu menjadi spirit dan energi besar yang mampu mendorong segenap lapisan bangsa untuk bergerak, bersatu padu mewujudkan cita-cita, Indonesia merdeka. Dan, terbukti, 17 tahun kemudian, setelah Sumpah Pemuda, tepatnya 17 Agustus 1945, kita merdeka,” tuntasnya.

Sebagai informasi, diskusi lesehan di perkampungan warga tersebut nantinya akan terus dilakukan dari rumah ke rumah, setiap pekannya. Kegiatan tersebut menjadi program Tubagus Eka dengan harapan untuk menguatkan spirit kebangsaan dan rasa cinta tanah air masyarakat. Hadir dalam acara tersebut, akademisi yang juga dosen pasca sarjana salah satu peguruan tinggi swasta di Bogor, Dr Agus Surachman dan aktivis 98, Eko Ariyanto. (Nesto)         

SHARE

KOMENTAR