Hasil Survei Persepsi IPB, 2 Persen Warga Kota Bogor Percaya Corona Hasil Konspirasi

663
ilustrasi

KOTA BOGOR - Hasil survei persepsi masyarakat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama IPB University dari 20.819 responden yang tersebar di 68 kelurahan di Kota Bogor terhadap pandemi Covid-19, diketahui sebanyak 47% persen responden sangat optimis dan 37% optimis, atau sejumlah 84% warga Kota Bogor yakin Covid-19 akan berakhir.

Hasil survei tersebut terhitung 3-9 Agustus 2021. Demikian disampaikan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Ernan Rustiadi, Ahli Ilmu Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Fredian Tonny Nasdian dan Ahli Ekonomi dan Bisnis, Raden Dikky Indrawan di Paseban Sri Bima Balai Kota Bogor, Minggu (15/8/2021).

Dari hasil survey juga disebutkan, 82,93% responden mahasiswa menyebutkan penyakit mental dan hipertensi. Selain itu, tingkat pengetahuan warga Kota Bogor terhadap pandemi, vaksin dan PPKM sudah Sangat Baik. Ada sebanyak 97% responden memahami pengertian vaksin, 2% menyatakan vaksin produk konspirasi elite global dan 1 persen menjawab lainnya.

Tak hanya itu, setelah berjalan dua tahun pandemi, sejumlah warga Kota Bogor di tahun ini masih ada yang percaya bahwa Covid-19 merupakan teori konspirasi global. Dan, sebanyak 17 persen menyebut sebagai wabah penyakit yang belum ada obatnya, 14 persen menyebut sebagai penyakit demam yang memiliki banyak gejala.

Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan bahwa dibanding tahun 2020 lalu, dalam survei yang sama sempat menunjukan angka 19 persen warga Kota Bogor tidak percaya Covid-19.

"Itu angka mengkhawatirkan, itu tahun lalu. Tapi hari ini menunjukan persepsi pemahaman publik jauh lebih baik," kata Bima Arya di Balai Kota Bogor, Minggu (15/8/2021).

Hal positif ini, kata Bima kemungkinan dipicu setelah banyaknya warga yang terpapar corona atau hasil sosialisasi pemerintah yang semakin membaik.

Meski begitu, kata dia, masih ada PR karena masih ada 2 persen yang masih percaya bahwa Covid-19 adalah teori konspirasi. Walikota Bogor berujar, perlu strategi khusus untuk membangun komunikasi dengan warga 2 persen tersebut.

"Dua persen ini enggak boleh dilepas, kita harus putuskan strateginya karena semua warga Bogor harus kita selamatkan. 2 persen itu siapa, kita dalami lagi. Kemungkinan mereka yang terdampak ekonomi, kemudian mudah terprovokasi berita-berita dan sebagainya," tuntas Bima. (Wawan)

SHARE

KOMENTAR