Ini Kata Kepala Badiklatcab serta Sekretarisnya, TB Rafli dan Yulius Khang Soal Kaderisasi

503
ilustrasi

KOTA BOGOR- Kaderisasi merupakan bagian dari mesin politik. Dan, itu perlu. PDI Perjuangan merupakan satu-satunya partai yang memiliki perjalanan panjang, jadi merupakan hal yang wajib dalam melakukan kaderisasi. Setidaknya, itu juga yang sudah dilakukan Bung karno melalui partainya, PNI yang berdiri dari tahun 1927. Demikian disampaikan kader sekaligus Sekretaris Badiklatcab PDI Perjuangan Kota Bogor, Yulius Khang.

“Kader itu terbentuk melalui perjalanan waktu. Dan, penyebutan kader itu tentu mereka yang sudah mengikuti proses kaderisasi, misalnya pendidikan kaderisasi pertama. Bukan tiba-tiba mengaku kader, tapi belum pernah ikuti pendidikan kaderisasi, apalagi bila sebelumnya dari partai lain. Sebab, kader PDI Perjuangan itu anak kandung ideologis, anak sejarah, bukan mendadak,” kata pria yang akrab disapa Sifu, Kamis (16/12/2021).

Yulius yang sejak turun termurun dari orangtuanya menjadi bagian dari PDI, sebelum berganti nama menjadi PDI Perjuangan menyampaikan, penyebutan kader di partai berlambang banteng bulat, jauh berbeda dengan partai produk Orde Baru.

“Karena itu, yang membentuk karakter, watak dan jiwa pemilik isme itu melalui proses perjalanan waktu panjang. Kalau kader impor atau kader piendahan dari partai lain, bisa dipastikan dia bukan pemilik isme Soekarnois atau Marhaenis. Kaderisasi penting, karena tanpa itu (seleksi politik dan kaderisasi politik) enggak mungkin pemimpin lahir ujug-ujug. Pemimpin harus lahir dari sistem politik yang baik,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Badan Pendidikan Latihan Cabang (Badiklatcab) yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Rafli Mukti juga menyampaikan, soal pentingnya kaderisasi dalam sebuah partai. Menurutnya, melalui kaderisasi yang bagus, kader dinilai memiliki jalan karier yang pasti jika ditiadakan bedampak menimbulkan pola ppikir pragmatis atau politik uang sebagai jalan mengadu nasib di partai.

“Kaderisasi partai merupakan suatu keharusan. Jika itu tidak diberadakan maka berkonotasi pada uang. Kalau sudah bicara uang, tak ada lagi isme Soekarnois atau Marhaenis atau keberpihakan pada rakyat kecil, karena politik bisa disalahterjemahkan menjadi ‘dagang sapi,” ucapnya.

Kaderisasi, sebutnya, adalah jalan menuju penciptaan sistem dari bawah, di mana politik yang cerdas, ideologis dan punya visi harus dominan. Kendati begitu demikian, Muhaimin mengakui jika kaderisasi yang baik tidak gampang.

“Mungkinkah akan lahir militansi, semangat juang menuju cita-cita besar tanpa melalui kaderisasi? Jawabannya, tidak! Mimpi besar tak akan terwujud tanpa lahirnya kader-kader ideologis. Dan, kaderisasi sudah menjadi bagian dari sistem PDI Perjuangan untuk melahirkan para pemimpin-pemimpin yang tangguh,” tuntas Politisi PDI Perjuangan yang belum lama ini bersama jajarannya menggelar PKP di Hotel Avia, Megamendung, Puncak, belum lama ini. (Nesto) 

SHARE

KOMENTAR