Ketika Bung Karno Sahkan Berdirinya TNI

790

Aartreya.com- Setiap tahunnya, 5 Oktober diperingati sebagai hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tujuh puluh enam lalu, TNI berdiri dengan nama Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Pada 5 Oktober 1945, BKR berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kemudian TKR diubah lagi namanya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer internasional.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah terus menyempurkan tentara Indonesia ini. Pada 3 Juni 1947, Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya TNI sebgai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat.

Jenderal Soedirman ditunjuk sebagai Panglima Besar pertama TNI. Meskipun nama TNI baru dicetuskan pada tanggal 3 Juni 1947, namun hari lahir TNI diperingati setiap 5 Oktober. HUT TNI 5 Oktober ditetapkan berdasarkan tanggal resmi pembentukan TKR.

Selama Perang Kemerdekaan yang berlangsung empat tahun dimulai 1945 hingga 1949, TNI berhasil mewujudkan dirinya sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, dan tentara nasional.

Pada waktu bersamaan, TNI harus menghadapi segelintir masalah baik dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, TNI harus menghadapi pergolakan bersenjata di beberapa daerah dan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun dan Darul Islam (DI) di Jawa Barat. Sementara itu, masalah dari luar negeri, yaitu menghadapi Agresi Militer Belanda.

Karena memiliki keterbatasan, TNI dan masyarakat melaksanakan Perang Rakyat Semesta untuk menghadapi Agresi Militer Belanda. Pada akhir tahun 1949, sesuai dengan keputusa Konferensi Meja Budnar (KMB), dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu, dibentuk juga Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL). Namun, setahun kemudian APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).

Periode Demokrasi Liberal yang terjadi pada 1950-an diwarnai dengan pemberontakan dalam negeri. Pada 1950, sebagian besar eks anggota KNIL melaksanakan pemberontakan di Bandung, Andi Azis di Makassar, dan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Menyusul pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Namun, akhirnya, TNI bersama komponen bangsa lain berhasil menumpas semua pemberontakan itu.

Dilansir dari situs resmi TNI, Selasa (5/10), tahun 1962 merupakan bagian penting dari sejarah TNI karena upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Masalah kembali datang setelah ABRI muncul, puncaknya saat peristiwa Gerakan 30 September (G30S). Hal itu pun berhasil dituntaskan dengan baik. (Eko Octa)

SHARE

KOMENTAR