Kisah Masa Kecil Bung Karno, Pernah Punya Kekuatan Supranatural

1379
Bung Karno dan anak-anak

Masa kecil Soekarno atau Bung Karno semasa hidup di zaman penjajahan Belanda, sangat dekat dengan penderitaan. Kesusahan hidup, bagi Soekarno kecil saat itu sudah merupakan hal yang biasa. Apalagi ayah Bung Karno hanya seorang guru bergaji pas-pasan dan rumah yang ditempatinya pun hanya mengontrak. Jadi hanya untuk sekadar makan nasi pun susah.

Dilansir dari intisari.grid.id, saat itu warga sekitar tempat keluarga Bung Karno tinggal di Mojokerto kerap membantu, sehingga untuk makan nasi sekali sehari masih bisa. Misalnya saja keluarga Bung Karno sering mengalami kekurangan beras sehingga untuk mendapatkan sekedar sekaleng  beras saja sering harus bergantung kepada kebaikan tetangga yang kerap memberinya.

Kusno, demikian nama kecil Bung Karno, Ia dulu sering mengalami sakit-sakitan sehingga untuk menghindari seringnya sakit itu, nama Kusno pun diganti dengan nama Soekarno. Dengan kondisi kehidupan orangtuanya yang masih serba pas-pasan , kakek dan nenek Bung Karno dari pihak bapaknya tidak mau tinggal diam dan meminta Bung Karno untuk tinggal bersamanya untuk sementara waktu.

Sebagai kakek nenek yang memiliki usaha kecil di bidang batik di daerah Tulungagung , kalau hanya memberi makan kepada  Bung Karno saja, sang kakek dan nenek jelas tidak mengalami kesulitan. Bung Karno pun untuk sementara waktu tinggal bersama kakeknya di daerah Tulungagung yang letaknya tidak jauh dari Mojokerto.

Ketika tinggal bersama kakek neneknya itu, Bung Karno ternyata 'dideteksi'  oleh kakeknya sebagai anak yang  memiliki kekuatan supranatural (gaib). Kemampuan gaib Bung Karno yang terletak pada lidahnya  kemudian  tidak disia-siakan oleh kakek neneknya.

Misalnya jika ada warga desa yang sedang jatuh sakit atau mendapat luka, sang nenek akan memanggil Bung Karno. Lalu sang nenek akan menyuruh Bung Karno menyembuhkan orang yang sedang sakit dengan cara menjilati bagian tubuhnya yang sakit.

Dalam buku otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (Cindy Adams), Bung Karno sendiri merasa aneh kenapa orang yang sakit keras hanya dijilat di bagian tubuh, misalnya tangan, bisa sembuh.

Tidak hanya mampu menyembuhkan orang sakit dengan kekuatan supranaturalnya, hingga usia 17 tahun Bung Karno ternyata memiliki kemampuan untuk ‘melihat’ dunia gaib. Tapi Bung Karno sendiri karena masih usia anak-anak tidak merasa istimewa dengan kemampuan supranatural yang dimiliki karena ia justru mulai tertarik untuk membaca buku dan dunia kesenian.

Menginjak usia 17 tahun, Bung Karno sudah merasa menemukan bakatnya serta sangat menggemari berpidato kekuatan ghaib Bung Karno hilang. Kemampuan Bung Karno dalam berpidato bahkan bisa membius ratusan ribu orang untuk mendengarkannya dan menggiring Bung Karno makin jauh memasuki dunia politik. Berkat kemampuan diplomasi dan orasi pulalah Bung Karno jadi 'makin sakti' karena berhasil menaklukkan penjajah Jepang dan Belanda serta mengantarkan bangsa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.

(Sumber : Intisari.grid.id/Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Cindy Adams/Nesto) 

SHARE

KOMENTAR