PDIP Kota Bogor Kerap Budayakan Kearifan Lokal Ngabotram, Jefri Sesalkan Pernyataan Arteria

484
Makan bersama kader PDI Perjuangan Kota Bogor

KOTA BOGOR – Buntut dari penyataan Arteria Dahlan belakangan ini memantik kemarahan masyarakat Sunda di berbegai daerah di Jawa Barat.  Geger itu berawal dari kata-kata yang keluar dari mulut Arteria di ruang rapat wakil rakyat.

Politisi senior PDI Perjuangan Kota Bogor, Jefri Ricardo pun menyesalkan hal itu. Menurutnya, efek domino kemurkaan masyarakat di beragam daerah tak akan terjadi jika Arteria bisa lebih santun dalam bertutur dan menyampaikan dengan kalimat terukur, tidak menyinggung suku.   

“Dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung. Dan, mulutmu harimau mu. Demikian ungkapan bijak yang popular. Seharusnya Arteria tahu hal itu dan bisa lebih hati-hati dalam bersikap, karena dampaknya ke mesin politik, PDI Perjuangan,” kata aktivis kawakan PDI Perjuangan Kota Bogor di DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Sabtu (22/1/2022).

Dilanjutkan Jefri, di Tatar Sunda, konsep cinta tanah air sudah tertuang dalam naskah Amanat Galunggung yang ditulis Prabu Darmasiksa pada abad ke-15.

“Soal kecintaan tanah Air, NKRI, hingga wawasan nusantara, tentang ketahanan nasional, warga Sunda melakukannya sejak lama. Bahkan, sejarah pun mencatat, Sunda dengan daerahnya, misalnya warga Bandung hingga Bogor turut gigih berjuang demi persatuan dan cinta Tanah Air,” tuturnya.

Filosofi terkait kekuatan bangsa juga terlihat dari sejumlah permainan tradisional. Dia menyebut seperti slepdur, pecle, perepet jengkol, dan hompimpa yang mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan.

“Hinga saat ini, dalam memuliakan budaya nilai luhur kearifan lokal, para kader PDI Perjuangan kerap makan bersama di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bogor dengan menu Sunda atau yang kerap disebut botram. Terlepas dari soal menu makanan keseharian seperti ayam goreng, ikan peda, jengkol, makan bersama atau botram sampaikan pesan filosofis membangun suasana kekeluargaan. Dan, PDI Perjuangan Kota Bogor sudah menghari-harikan semangat berkeluarga yang selaras kearifan lokal,” lanjut Jefri.

Dilanjutkannya, tradisi makan bersama, hal itu dilakukan demi upaya bersama dalam mempertahankan budaya.

“Ketahanan budaya Sunda inilah yang merupakan salah satu hal yang harus kita cermati bersama,” tuntasnya. (Nesto)  

SHARE

KOMENTAR