Seknas dan Jampe Jokowi Bogor Kecam Kadrun, Covid-19 Lagi Tinggi Tolong Jangan Bikin Ricuh!

760
Seknas Jokowi Kota Bogor

BOGOR - Relawan Jokowi angkat bicara sikapi maraknya aksi unjuk rasa di sejumlah daerah, seperti Ambon, hingga terkini Bandung yang menuntut pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Ketua DPD Seknas Jokowi Kota Bogor, Dede Nining Yuningsih secara lugas sampaikan, ada yang tak masuk akal terkait unjuk rasa menolak kebijakan PPKM Darurat yang dibocengin isu Jokowi mundur.

“Unjuk rasa protes PPKM Darurat kok minta Jokowi mundur. Ini demo suara mahasiswa atau mahasiswa sedang ditunggangi kelompok politik yang jadi bagian dari barisan sakit hati? Saya melihat aksi demo di Ambon, menduga ada aktor intelektual yang ikut bermain bermian,” tukasnya kepada media online ini, Kamis (22/7/2021).

Kembali ia menyampaikan, suasana tingginya angka Covid-19 ini bukan kesalahan tata kelola pemerintahan Jokowi, mengingat hal itu juga terjadi di negara manapun di dunia. Juga, kebijakan PPKM Darurat, disebutnya hal itu perlu dilakukan untuk menekan corona.

“Saya sebagai Ketua DPD Seknas Jokowi Kota Bogor menyatakan setuju dengan PPKM Darurat. Karena, hal itu untuk memutus tali rantai penyebaran Covid-19. Mengingat, saat ini banyak rumah sakit sudah mnembludak melayani pasien Covid-19, serta banyak saudara kita yang memilih isoman, karena terpapar corona,” imbuhnya.

Secara lugas, Ketua DPD Seknas Jokowi Kota Bogor ini juga mengecam keras bertebarnya hoax yang diduga diproduksi kelomppok politik yang disebutnya kadrun, sebagai upaya balas dendam merecoki kerja pemerintah.     

“Kepada kaderun, kepada bosnya kaderun, kepada pengikut kadrun, saya imbau, jangan hasut masyarakat dengan hoax produksimu yang meracuni masyarakat. Kasihan, masyarakat kita saat ini tengah banyak yang menderita karena corona. Para kadrun ini bukannya membantu meringankan warga yang isoman, atau yang terkena covid-19, malah ngomporin dengan informasi fitnahnya. Kami mohon, bantu Indonesia bisa sembuh dari perjuangan memerangi Covid-19,” sentilnya.

Pernyataan keras juga disampaikan Jaringan Masyarat Pendukung (Jampe) Jokowi yang ketuai Ali Tauvan Finaya bersuara keras. Ia menyayangkan terjadinya aksi unjuk rasa di berbagai tempat yang diduganya ditunggangi.    

“Aksi demo yang dilakukan mahasiswa, atau elemen masyarakat yang membuat organ dak-dakan tolak PPKM Darurat tersebut kental dengan nuansa politis, karena dalam tuntutannya mereka juga mendesak Jokowi mundur dari kursi presiden,” tandas pria yang akrab disapa ATV di sekretariatnya, Pamijahan, Kabupaten Bogor,

Menurutnya, menggelar demontrasi saat Covid-19 tengah berada di puncak dan banyak meminta tumbal, dinilai sangat berbahaya, apalagi dengan adanya kerumunan demonstran.      

“Sangat tidak relevan. Menggelar aksi saat kondisi Covid 19, karena sama halnya malah akan membuat cluster baru corona, melalui kerumunan massa. Saat ini, adalah waktunya bahu membahu menekan Covid-19. Demokrasi, bukan dengan diterjemahkan dengan cara seenak sendiri, mengingat kekinian grafik Covid-19 tengah tinggi. Demokrasi yang diperjuangkan aktivis angkatan 98, adalah ruang kebebasan berpendapat yang saling menghargai, saling menghormati,” tuturnya panjang lebar.

Dia juga memberi contoh di Selandia Baru.  

“Di selandia, juga ada oposisi. Tapi, saat Covid-19 terjadi, antara pemerintah dan oposisi saling bahu membahu, saling membantu untuk kemanusaiaan, menekan laju angka Covid-19, “ tuntasnya. (Nesto)  

SHARE

KOMENTAR