Aktivis Pemuda Beni : Demi Persatuan, Sumpah Kami Tolak Politik Iidentitas

316

Aartreya.com- Salah satu aktivis pemuda Kota Bogor, Beni Sitepu sampaikan pandangannya usai gelaran Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Kresna, Kecamatan Bogor Utara dan seminar di Hotel Agria, Tajur, baru-baru ini.

Usai ikuti rangkaian jambore pemuda KNPI yang berisikan pelatihan dan seminar kepemudaan yang diikuti oleh 60 pemuda dari organisasi kepemudaan dan kalangan mahasiswa wilayah Kota Bogor, Beni mengatakan, pemuda sebagai duta perubahan perlu bangkit dan kuatkan spirit persatuan dalam beda.

Kata Beni, Hari Sumpah Pemuda ke 94 tahun ini perlu dimaknai dengan menyatuhkan dan mencerdaskan seluruh bangsa di Tanah Air, serta menolak hadirnya politik identitas karena tahun 2023 mendatang sudah menginjak tahun politik.   

“Ikrar Sumpah Pemuda menggelorakan dan menjadi pesan moral untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Menolak politik identitas dan menguatkan seangat beda dalam satu, spirit nasionalisme. Tuntutan kepada pemuda diera kekinian juga semakin canggih ini, yakni melahirkan inovasi dari karya-karya yang diciptakan bisa memberikan manfaat besar bagi bangsa dan daerah,” ujar Beni.

Ia katakan lagi, para pemuda saat ini harus memiliki pemikiran yang kreatif, inovatif dan berpikir ke depan jangan hanya bisa berkompetisi di daerah, tetapi harus mendunia.

“Pemuda harus mampu berkarya sampai ke tingkat Internasional, melalaui bidang yang digeluti. Peran serta pemuda dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Bogor sangat penting, termasuk dalam pembentukan karakter generasi muda kedepan,” tuturnya.

“Tanpa pemuda, entah apa jadinya masa depan negeri. Dan, pemuda perlu menolak politik identitas,” tukasnya.

Politik  identitas, sebutnya, memberikan  ruang  besar  bagi  terciptanya  keseimbangan dan pertentangan menuju proses demokratisasi  sebuah negara. 

“Jika tidak dikelola dengan tepat dan bijak akan menyebabkan hancurnya stabilitas negara. Bukan saja kepentingan politik yang dipertaruhkan melainkan juga kepentingan masyarakat luas,  sebab politik identitas sebagai politik perbedaan merupakan tantangan tersendiri bagi tercapainya sistem demokratisasi yang  mapan,” ucap Beni.

Dia juga mengutip perkataan K.H Hasyim Asy'ari  yang mengatakan, agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.

“Selaku pemuda, semangat kita adalah semengat menjaga dan mengawal keutuhan berbangsa. Dan, karena itu juga, mari bersama kita tolak politik identitas. Demi keutuahan bangsa, demi Indonesia bersatu,” tuntasnya. (Nesto)

SHARE

KOMENTAR