Belajar dari Jepang, Revolusi Pemberdayaan Usaha Kecil

347
Syarif Hidayat Sastra

PELOSOK kota acap diidentikan dengan wilayah tertingal baik dari infrastruktur maupun sumber daya manusianya. Padahal, potensi sumber daya di begitu berlimpah dan diperlukan sumber daya alam yang mumpuni agar bisa dioptimalkan dengan baik.

Bukan mereka tidak mampu, tetapi mungkin juga seringkali pengetahuan yang terbatas menjadikan mereka tidak mampu mengolah kekayaan alam di sekitar menjadi optimal dan juga menyejahterakan masyarakat. Dimulai dari inilah, pentingnya membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat yang bersifat revolusioner melalui UMKM.

Program pemberdayaan diharapkan mampu membina mereka untuk bisa bersaing di era gobal ini. Pemberdayaan UMKM saat ini sudah memiliki ruang dan kesempatan yang sangat luas dalam pengembangannya, ditandai dengan diwujudkannya melalui pembentukan undangundang (UU) yang dijadikan omnibus law.

Yakni, UU yang dibuat untuk menyasar isu besar, dengan mencabut atau mengubah beberapa UU terkait UMKM sebelumnya. Tujuannya adalah merampingkan regulasi dan menyederhanakan peraturan sehingga tepat sasaran dalam mewujudkan pemberdayaan UMKM menuju Go International.

Memberdayakan usaha kecil dimulai dari pembentukan karakter pelaku UMKM, peningkatan kapabilitas SDM, proses produksi yang efektif dan efisien, digitalisasi proses, packaging yang menjual, memfasilitasi pembiayaan atau permodalan yang mudah, murah, fleksibel (antara lain melalui Kredit Usaha Rakyat/KUR) hingga fasilitas ekosistem yang mudah dan nyaman.

Hal ini perlu, karena UMKM mempunyai daya tahan tinggi sebagai penopang ekonomi negara, bahkan di saat negara dilanda krisis global. Tak hanya itu, UMKM sebagai penyangga perekonomian nasional, saat korporasi-korporasi besar menghadapi tekanan krisis global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang hingga kini diketahui masih terus berkelanjutan.

UMKM mengemban peran strategis. Karena itu, pemerintah daerah perlu konsisten campur tangan melakukan terobosan agar UMKM nasional go international, melalui tahapan go modern dan go digital.

UMKM disebut go modern jika dalam fase produksi, penggiatnya mampu produktif. Selain itu, UMKM harus terbuka dengan berbagai hal baru yang terus bermunculan. Serta, memiliki daya saing, hingga kualitas produk.

Adalah sangat penting saat ini setiap penggiat usaha memanfaatkan teknologi infomasi dan komunikasi secara optimal untuk mendapatkan pengetahuan baru dan menciptakan nilai-nilai baru, salah satunya melalui digitalisasi. Hal ini menjadi tuntuan mutlak karena untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, di Jepang, pada tahun 2016 lalu, lahir inisiatif yang disebut “Masyarakat 5.0” atau “Society 5.0” diusulkan oleh Kabinet Jepang dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5, dengan visi untuk menciptakan “Masyarakat Super Cerdas” (MSC).

MSC mewakili masyarakat berkelanjutan yang terhubung oleh teknologi digital yang hadir secara rinci dengan berbagai kebutuhan masyarakat itu. MSC menyediakan barang atau layanan yang diperlukan untuk orang-orang yang membutuhkannya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. Sehingga, masyarakat pengguna atau pengkonsumsi merasa nyaman melalui layanan berkualitas tinggi.

Pemerintah Jepang mempresentasikan visinya tentang Society 5.0, bersama dengan pameran oleh perusahaan-perusahaan pendukung dari Jepang, di CeBIT 2017, festival bisnis Eropa untuk inovasi dan digitalisasi yang mencakup digitalisasi bisnis, pemerintah, dan masyarakat dari segala sudut.

Pemerintah Jepang pun telah membuat Prinsip-Prinsip Panduan Penerapan SDG dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi (STI) dan memberikan rekomendasi yang meliputi: menciptakan masa depan global melalui Masyarakat 5.0, memungkinkan solusi menggunakan data global, mempromosikan kerja sama di tingkat global, dan membina sumber daya manusia untuk melakukan upaya STI untuk Sustainable Development Goals (SDGs).

Kesimpulannya, saat ini geliat usaha kecil dengan campur tangan pemerintahnya di Jepang sudah dinilai sukses berdaya memanfaatkan teknologi maju. UMKM saat ini memainkan posisi penting di saat perang dagang berkecamuk dan memengaruhi perekonomian dunia.

UMKM harus mampu menjadi motor lokomotif penggerak sektor riil untuk mendorong perekonomian nasional. Tak hanya itu, sejatinya UMKM adalah pahlawan ekonomi nasional, yang mampu survive di saat rupiah mendapat tekanan terhadap dolar.

(Penulis : Anggota DPRD Kota Bogor, H Syarif Hidayat Sastra, SE)

SHARE

KOMENTAR