Catatan Pena Isnur Yuhesti : Renungan Hari Pahlawan

391
Isnur Yuhesti

KITA memperingati kejadian di Surabaya dimana setelah kemerdekaan diproklamirkan. Suasana Indonesia  menjadi tak terkendali karena ketidakmampuan negara sekutu menguasai negara Indonesia yang kaya dengan rempah-rempah.

Hingga, tercetuslah perlawanan dimana-mana. Ketika itu, rakyat Indonesia makin menyatu untuk mempertahankan hak miliknya sebagai sebuah negara. Apapun yang ada ada harus dipertahankan.

Zaman itu belum ada ponsel, tak ada televisi atau radio. Jika ada radio pun mungkin hanya ditempat-tempat pemerintahan yang bisa didengar oleh orang-orang tertentu. Rakyat biasa tidak ada yang bisa tahu berita dari luar wilayahnya.

Namun dengan  kesatuan tekad dan pemikiran yang tanpa pamrih lah menuntun mereka menjaga milik dan harga diri sebuah bangsa. Mereka dengan tenaga dan apa yang mereka punya mereka bergerak menyelamatkan negara.

Dan, wilayahnya, bersatu agar mereka tak dikendalikan oleh negara lain terlebih dikuasai. Mereka berkorban tak memikirkan setelah itu mau makan apa mau mau seperti apa ataupun apa yang sudah mereka korbankan. Habis semua, terus mereka harus dapat pengganti berbentuk apa seperti apa dan harus bagaimana setelah saya ikut berjuang. Saya harus dapat apa?

Semua tak ada dalam pikiran para pejuang nasional kemerdekaan di zaman itu. Tapi, di masa kini sedikit yang dilakukan, namun permintaannya banyak sekali. Bahkan, melebihi apa yang dia kerjakan. Di Saat ini Indonesia hadir dengan kemajuan teknologi dan juga transportasi yang mudah dan terjangkau semua berita dalam genggaman.

Tak ada yang bisa terlewatkan berita dalam lubang semut kecil dan pembicaraan kutu yang  tak terlihat. Semua bisa terbaca dan terdengar dalam sosmed dan telpon seluler kita. Handphone bukan milik orang kaya saja, melainkan semua lapisan masyarakat memiliki ponsel. Dari orang dewasa sampai anak kecil pun sudah diperkenalkan dengan HP.

Mari!, buatlah HP menjadi cara agar kita bisa menjaga Indonesia. Jaga tulisan kita agar tidak memprovokasi orang. Atau, bicaralah hal-hal yang membangun. Bukan bicara yang mengakibatkan orang lain jadi berburuk sangka.

Buatlah HP kita sebagai alat untuk memberikan kedamaian jika ada hal yg tidak baik berhentilah di kita langsung kita delate jangan malah diteruskan. Apapun bentuknya berita tidak baik jangan pernah kita ikutan menyebarluaskan yang  akan mengakibatkan tersinggung sakit hati. Atau, kalau tertular ikutan tidak baik seperti terhipnotis oleh apa yang dishare. Apakah hati kita tak menuduh kita telah melakukan kejahatan. Maka hancurlah semua yang sudah kita bangun

Kini bagaimana menjaganya menjaga Indonesia menjaga cara berfikir kita menjaga rasa kita.Hanya satu yang bisa merubah semua itu. Ketika kita sadar bahwa apa yang kita nikmati saat ini bukan pemberian cuma-cuma tanpa pengorbanan, tanpa jerih payah dan jerih lelah. Serta, darah juga jiwa raga.

Ribuan bahkan mungkin  jutaan manusia telah habis binasa untuk menjaga hingga Indonesia merdeka. Nenek moyang kita pasti ikut di dalamnya.  Lihatlah film peperangan atau dengarlah cerita dari orang tua atau kakek kita dulu betapa sulitnya untuk makan demi menikmati hidup dan memiliki apa diinginakn dan hidup tidak aman karena selalu terdengar senjata dan darah. Bahkan, ketika itu, kematian dimana-mana.  

Melihat kesengsaraan saat Covid saja kita sudah stress, apa lagi kini jika kita memberikan celah pada orang yang ingin mengambil manfaat dari negara kita dengan cara mengadudomba bangsa sehingga kita menjadi pecah. Apakah kita mau melihat itu terjadi?

Untuk itu marilah semua besar kecil, berkedudukan tinggi atau tidak, kaya atau miskin, semua punya kewajiban sama menjaga pemerintahan dari orang yang ingin mendapatkan kemudahan. Juga, mencuri dari kebijakam yang dikeluarkan oleh pemerintah. Atau, kita di adudomba tentang agama tentang etnis asal kita lalu jabatan kita lalu kebiasaan kita dan sebagainya.

Terhadap semua itu kita harus lebih sensitif. Rasa tanggung jawab utk memjaga NKRI  jangan pernah kita jual atau kita gadaikan.

Ibu Puan Maharani dari PDIPerjuangan juga dikenal sebagai ibu ketua DPR RI. Ia menjaga Trah Sukarno dengan menjaga hubungan internasional antara Korea Selatan dengan Indonesia. Karena dia, n sama dengan ibunya Ibu Megawati Sukarno Putri yang telah lebih dulu mendapatkan anugrah sebagai Doktor  Honoris Causa. Begitu juga generasi setelah kemerdekaan harusnya sama seperti itu mengikuti perjuangan dan apapun yg sdh dibuka jalannya oleh orang tua kita maka

Mari kita jaga bersama untuk Indonesia lebih baik menuju Indonesia mandiri dan berdaulat di tahun  2045. Mari kita beri penghormatan setinggi-tingginya  pada para Pahlawan Nasional yang sudah memberikan kenikmatan lahir dan bathin tinggal di Indonesia. Selamat hari pahlawan buat semua Rakyat Indonesia mari kita jadikan diri kita utk menjadi pahlawan bagi diri sendiri keluarga masyarakat dan negara.

 

Merdeka!!, Salam juang,

Isnur Yuhesti

SHARE

KOMENTAR