Perpustakaan juga museum memberikan gambaran umum evolusi pemikiran manusia, penemuannya, dan apa yang telah dihasilkan untuk masyarakat. Begitulah Leiden. Belanda ternyata masih memiliki beragam koleksi foto, video, dan peninggalan Indonesia pada zaman dulu yang tersimpan di beberapa museum di Belanda.
Didirikan pada tahun 1864, Tropenmuseum merupakan salah satu museum etnografi dan antropologi terbesar di Amsterdam. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda sejarah peninggalan bekas negara koloni Belanda, termasuk Indonesia. Di salah satu sisi bangunan terdapat relief yang menceritakan sejarah bagaimana bangsa Belanda berlayar melewati lautan dan benua hingga bisa sampai ke Indonesia.
Museum antropologi yang berada di kota Amsterdam di Belanda ini menhgkoleksi 5.550 buah alat musik tradisional khas Indonesia dan benda-benda teater tradisional seperti wayang dan topeng, serta 21.000 buah artefak teksik. .
Museum ini juga menyimpan berbagai lukisan, hingga rempah-rempah Indonesia. Salah satu yang paling menarik adalah museum ini juga memamerkan koleksi foto-foto dan video tentang Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Tropenmuseum dipercaya sebagai museum yang paling banyak memiliki koleksi peninggalan dari Indonesia.
Pada 20 November 2019 yang lalu sebanyak 1.499 benda seni dan bersejarah koleksi Museum Nusantara, Delft, Belanda diangkut menggunakan kapal laut dari pelabuhan Rotterdam, Belanda menuju pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pemulangan tersebut merupakan hasil kesepakatan pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia yang prosesnya telah dimulai sejak 2015.
Sebulan kemudian, pada 24 Desember, benda-benda hasil repatriasi Belanda ke Indonesia tersebut tiba di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Sebelum 1499 benda tersebut tiba di tanah air, sebilah keris Bugis telah diserahkan terlebih dahulu oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte kepada Presiden Joko Widodo dalam kunjungan resminya ke Indonesia 23 November 2016 yang lalu. Keris tersebut menggenapi jumlah benda-benda seni dan bersejarah yang dikembalikan menjadi 1500.
Kembali ke Tropenmuseum Leiden. Berlokasi tak jauh dari Stasiun Leiden Centraal, Museum Volkenkunde disebut sebagai salah satu museum etnografi tertua di dunia. Museum yang didirikan pada 1873 ini memamerkan berbagai koleksi benda-benda dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan untuk koleksi-koleksi yang berasal dari Indonesia ditempatkan dalam sebuah ruangan sendiri, karena jumlahnya terbilang lebih banyak dibanding dengan koleksi dari negara lainnya.
Sejak tahun 1860, Museum Volkenkunde mulai mengumpulkan benda-benda yang berasal dari Indonesia yang didapatkan dengan berbagai cara, yaitu dari ekspedisi ilmiah, temuan arkeologi, rampasan perang, dan hibah dari pameran dunia. Beberapa barang yang dikoleksi di museum ini antara lain patung arca dari kerajaan Singasari dan kerajaan nusantara lainnya, kain dan pakaian adat dari suku khas Indonesia, senjata daerah seperti keris dan badik, dan masih banyak benda khas Indonesia lainnya.
Perpustakaan dari Universitas Leiden ini menyimpan banyak koleksi peninggalan sejarah tentang Asia. Kini pun telah dibuka Leiden University’s Asian Library yang berisi koleksi literatur khusus negara di Asia, termasuk Indonesia. Perpustakaan yang telah berdiri sejak tahun 1587 ini memiliki manuskrip kuno Indonesia sebanyak sekitar 26 ribu, bahkan lebih banyak dari Perpustakaan Nasional Indonesia yang hanya memiliki sekitar 10ribu manuskrip. Terdapat koleksi buku, peta, dokumen, foto, dan juga musik yang ada pada zaman awal Indonesia.
La Galigo dan Babad Diponegoro merupakan dua koleksi paling berharga yang dimiliki oleh perpustakan ini. Kedua buku tersebut masuk ke dalam daftar warisan UNESCO. La Galigo merupakan manuskrip yang mengisahkan tentang mitos penciptaan peradaban Bugis dari Sulawesi Selatan yang ditulis dalam bentuk puisi bahasa Bugis Kuno. Sedangkan Babad Diponegoro adalah manuskrip klasik yang menceritakan tentang kisah hidup Pangeran Diponegoro, termasuk tentang Perang Diponegoro. Naskah ini dibuat ketika Pangeran Diponegoro tengah diasingkan ke Manado. Selain itu perpustakaan ini juga menyimpan ratusan surat Kartini beserta lukisan-lukisannya.
Di tempat tersebut, banyak patung patung yang menyerupai penduduk Hindia Belanda pada saat itu. Di mana salah satunya adalah Soewarsih Djojopoespito, seorang murid Ibu kartini, dengan pose mengajar di depan papan tulis, yang menjadi motor emansipasi wanita di daerah Buitenzorg (Bogor) pada zamannya. Di ruangan lainnya, pengunjung akan disuguhkan cerita bagaimana Belanda sangat bangga memamerkan kebudayaan Indonesia sebagai salah satu daerah koloninya, yang terbukti dari sebuah etalase yang menampilkan diorama pameran kolonial yang diadakan di Paris pada tahun 1931.
Yang lebih menarik lagi, di tempat tersebut pengunjung pun dapat melihat keris yang diketahui sebagai keris tertua di dunia yang dibuat pada tahun 1342, yang diberikan oleh Paku Alam V kepada Charles Knaud atas jasanya mengobati putra Paku Alam V pada abad ke-19. Selain keris tersebut, terdapat pula pedang yang dimiliki oleh Sisingamangaraja XII atau dikenal dengan podang raja yang kabarnya diberikan kepada komunitas misionaris atas jasanya membaptis saudara dari Sisingamangaraja XII.
Di museum ini pun kita dapat menemukan beberapa potongan relief borobudur asli yang dibawa ke Belanda, yang tentunya menggambarkan kisah kisah agama buddha, sama seperti yang terdapat di candi Borobudur.
Tentunya masih banyak lagi baik senjata kuno, patung, lukisan, wayang bahkan rempah-rempah yang dibawa dari Indonesia yang dipamerkan di dalam museum ini, yang menunjukan kejeniusan lokal leluhur kita, menjadikan nya semakin sarat akan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia yang menakjubkan.
(Sumber : Ne, S., & Amsterdam, The Netherlands East Indies at the TropenmuseumAmsterdam: KIT/Nesto).