Aartreya – Kasihan deh lu! Komentar itu yang pertama kali disampaikan mantan aktivis mahasiswa, Shane Hasibuan saat ditanya pendapatnya terkait Pilkada Jakarta. Ia menyatakan perlu mengelus dada dan mengasihani karena gabungan partai politik paslon RIDO gagal menjadikan Ridwan Kamil dan Suswono sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.
“Bagaimana kita tak kasihan, ada banyak parpol bersatu, bersekutu, keroyokan dan lakukan mufakat politik. Eh malah juntai tak berdaya hadapi Pramono – Rano usungan PDI Perjuangan yang didukung Partai Hanura dan Partai Ummat. Begitulah, saya mengelus dada, kasihan. Sedih,” sentil Shane usai fitness kepada media online ini, Senin (9/12/2024).
Ditambahkan pria mantan aktivis Front Aksi Mahasiswa (FAM) IPB, kemenangan Pramono dan Rano, merupakan kehendak rakyat, bukan maunya kerabat Mulyono atau lainnya.
“Pramono-Rano merupakan maunya rakyat, dan hasil itulah merupakan kemenangan rakyat. Wajarlah yang tak wakili maunya rakyat yang kalah, uring-uringan. Sekali lagi, kemenangan Pram-Rano bukan keinginan kerabatnya Mulyono, atau seleranya sejawat para parpol. Tapi, maunya rakyat. Dan, rakyat di Jakarta sudah cerdas,” tandas Shane.
Sementara itu, aktivis 98, Front Pemuda Penegak Hak Rakyat (FPPHR) Kiki Baehaki di tempat terpisah, berkomentar senada. Pilkada Jakarta disebutnya rasa pilpres sehingga mengundang perhatian publik karena hadirnya mantan presiden juga presiden diduga ikut cawe-cawe.
“Bahkan, Maruarar Sirait pernah sampaikan jangan bangunkan macan tidur. Bahasa ini sarat tekanan, dan secara tak langsung dia mengutarakan ada tokoh besar ikut bermain. Tapi, faktanya kalah. Sebetulnya, saya ingin bertanya ke Marurar jika sempat bertemu, mana macannya? Dan, Ara sendiri sebagai apa, pawang macan atau pengikut macan kalah?,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, andai sebelumnya Ridwan Kamil ikuti kontestasi sebagai Cagub Jawa Barat, besar kemungkinan ia akan sukses, bukan Dedi Mulyadi. Sebab, dari sejumlah survei, Ridwan Kamil selalu menduduki posisi teratas. Bahkan, mengalahkan Dedi Mulyadi. Tapi, di kontestasi Jakarta, Ridwan Kamil yang pernah menjabat Gubernur Jabar kesulitan hadapi mantan Wagub yang pernah jadi Plt Gubernur Banten, Rano Karno.
Pada survei periode Juni 2024, Ridwan Kamil merupakan tiga besar kandidat Cagub Jakarta. Menukil Tribunnews, versi Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Ridwan Kamil pada dua bulan sebelum pendaftaran Pilkada Jakarta 2024 itu adalah 18,9 persen. Elektabilitasnya terbesar ketiga, di bawah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Begitupun di survei Litbang Kompas pada periode sama. RK, sapaan karib eks Gubernur Jawa Barat itu juga masuk tiga besar di bawah Anies dan Ahok. Dengan segala modal politik itu, Ridwan Kamil harus kalah dari calon gubernur Pramono Anung yang bersanding dengan Rano Karno. Keduanya merupakan kader PDI Perjuangan, dan hanya diusung partai parlemen PDI Perjuangan.
Pada akhirnya, KPU menetapkan Pramono-Rano sukses memenangkan Pilkada Jakarta 2024 dalam satu putaran dengan perolehan 2.183.239 suara atau 50,07 persen suara sah. Pramono Rano mengalahkan paslon RK-Suswono yang memeroleh 1.718.160 suara (39,40 persen) dan paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto yang memeroleh 459.230 suara (10,53 persen). Hasil di atas diumumkan KPU Jakarta usai rekapitulasi tingkat provinsi pada Minggu (8/12/2024). (Nesto)