Usai Jokowi Tak Jadi Presiden, ini Prediksi Capres Terkuat Menurut Jhon Piter Simanjutak

411
Jhon Piter Simanjutak

Menuju pemilihan presiden 2024 sudah banyak nama yang mencuat sebagai bakal calon presiden . Baik dari nama yang dipaparkan lembaga survei ataupun nama yang bakal diusung oleh partai politik. Berdasarkan rilis lembaga-lembaga survei, nama-nama pejabat yang saat ini masih memegang tampuk kekuasaan muncul. Seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kemudian Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kemudian, Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin. Lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri BUMN Erick Thohir. Selain itu, juga Ketua DPR RI Puan Maharani.  Lalu siapa calon kepala negara terkuat menurut pengamat politik yang juga akademisi Bogor, Jhon Piter Simanjutak, SH, MH?

“Dalam bernegara, dikenal ungkapan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Artinya, yang menghendaki nantinya rakyat. Disinilah efortia yang berkembang saat ini, sudah mulai terlihat siapa yang nantinya diinginkan rakyat,” kata Jhon Piter saat diwawancarai di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Tanahsareal, Kota Bogor, Rabu (25/5/2022).

Jhon menyebut, salah satu pembuat kebijakan yang akan ikut menentukan konstalasi politik kedepan adalah Megawati Soekarnoputri.

“Di PDI Perjuangan, Ibu Megawati akan melihat sistematis hingga apa yang diinginkan rakyat nantinya. Menurut saya, bila ada beberpa orang yang surveinya tinggi, nanti meungkin akan jadi perhitungan,” tukasnya.

Menebak kata Presiden Jokowi, "ojo kesusu." kepada para peserta Rakernas relawan Pro Jokowi (Projo) di Magelang Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022), pengacara senior Bogor yang akrab disapa ‘Si Rambut Putih’ ini menyampaikan, yang dimaksud tak harus terburu-buru mengambil kesimpulan.

“Kata kalimat ojo kesusu, artinya ada budaya, jangan sampai salah melangkah yang nantinya tidak membawakan hasil. Karena, perjuangan atau dalam komnteks pelaksanaan pilpres dalam hal tatanan bernegara, ada perbedaan peta politik dan warna politik. Jika yang dibangun nasionalis, maka itu tak akan memainkian politik identitas,” ucapnya.

Terkait keinginan publik Tanah Air yang masih menginginkan sosok capres seperti tipe Jokowi, Jhon Piter menanggapi hal itu sah-sah saja karena masyarakat dinilainya masih merindukan sosok presiden merakyat..

“Dalam kontek ini, nilainya pembangunan berkelanjutan dalam infrastruktur, siapa yang dapat melaksanakan ini. Semua capres mempunyai nilai yang sama. Karena, hamper semua capres bagian dari negara atau pernah menjabat di pemerintahan. Disinilah, nanti jika dari PDI Perjuangan, nantinya akan ditentukan Megawati,” tukasnya.

Lalu, siapa capres PDI Perjuangan? Ganjar atau Puan? Dosen di PTS Bogor ini menyampaikan, jawaban itu nantinya akan ditentukan waktu.

“Hal itu masih jauh. Bu Megawati seorang negawaran yang sangat hati-hati dalam mengambil kebijakan. Jika terburu-buru pustukan, menunjukan A, maka akan disorot. Sebaliknya juga begitu jika menunjuk si B. Nah, disinilah sikap kenegawaran Bu Megawati. Sangat hati-hati dan cermat mengambil keputusan,” tuntasnya. (Nesto)

SHARE

KOMENTAR