Sambut Tahun Baru Islam, Kandaga Urang Sunda Gelar Pentas Seni dan Zikir Akbar

388

KOTA BOGOR – Setelah kemarin, Paguyuban Kandaga Urang Sunda ikut turun ke jalan mengikuti pawai obor di Kota Bogor pada Jumat (29/7/2022). Hari ini, Sabtu (30/7/2022), paguyuban yang diketuai Shahlan Rasyidi kembali menggelar Pentas Seni dan Zikir Akbar.

Bertempat di Bumi Ageung, Jalan Raya Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, kegiatan tersebut dihadiri Camat Hidayatulloh, Lurah Batutulis Heri Eriyadi, Kapolsek Bogor Selatan Kompol Diana hingga Koramil Bogor Selatan.   

Kegiatan pentas seni menyambut datangnya Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1444 H, diwarnai ragam  peragaan seni. Seni Sunda Bogor Ki Lengser menjadi pengawal menyambut datangnya tamu undangan.

Ki Lengser atau Aki Lengser merupakan salah satu budaya kesenian masyarakat Sunda di Jawa Barat yang hingga kini masih lestari. Kehadiran Ki Lengser biasanya akan menjadi sosok yang mampu menarik perhatian para tamu undangan. Sosok yang dinamakan Ki Lengser pada umumnya diibaratkan sebagai kepanjangan titah sang Prabu atau dengan kata lain sebagai "wakil" dan "utusan khusus" dari sang Prabu yang lengser (turun) menemui dan menyatu dengan rakyatnya.

Kedudukan Ki Lengser sangat tinggi, posisinya bahkan berada di atas Patih Kerajaan dan memiliki "tugas Khusus" sebagai "Wakil Raja". Selain itu, Ki Lengser juga berperan sebagai Penasehat, yaitu seorang pendamping yang sangat menentukan tindakan Raja.

“Tujuan utama Kandaga Sunda ini ingin memasyarakatkan kembali Basa Saunda juga kesejahteraan para Seniman Sunda,” kata Shahlan dalam sambutannya.

Ketua Umum Paguyuban Kandaga Urang Sunda, Shahlan Rasyidi mengatakan Kandaga Urang Sunda didirikan pada tanggal 25 Juni 2005. Saat ini, kata Shahlan, Kandaga Urang Sunda sudah mewadahi puluhan organisasi serta para seniman dan memiliki program di bidang ekonomi dengan tujuan agar taraf ekonomi yang ada di dalamnya dapat meningkat.

“Paguyuban Kandaga Urang Sunda merupakan salah satu wadah organisasi bagi pecinta organisasi kasundaan seperti seni Sunda, sejarah, serta bahasa,” tuntasnya (Zuhrotussadiah).

 

SHARE

KOMENTAR