Napak Tilas Jalan Juang Bung Karno Melalui Dunia Jurnalistik (Bagian II-Selesai)

243
Bung Karno saat bercana dengan awak media asing, memencet hidung salah satu pewarta

Analisis Berita (News Analysis) yaitu berita mendalam yang menginformasikan secara detail sebuah peristiwa.

Biasanya ditulis oleh reporter berpengalaman yang ditugaskan khusus meliput topik atau wilayah tertentu. Berita mendalam biasa ditemui di majalah berita mingguan seperti Time.

Analisis berita merupakan istilah lain berita mendalam (depth news/indepth reporting) dan berita investigasi (investigativ news/reporting).

III. Editorials

Editorial yaitu tulisan berisi opini penulis, kolumnis, atau redaksi. Anda harus melakukan riset agar mampu mengemukakan argumentasi dalam tulisan untuk mendukung opini Anda.

IV. Features

Feature adalah tulisan khas yang menggunakan pendekatan kreatif dalam gaya penulisan, tidak menggunakan lead straight news dan tidak mengikuti format piramida terbalik. Feature dimaksudkan sebagai tulisan yang memberikan hiburan atau mengangkat sisi human interest sebuah peristiwa.

Kisah dalam feature fokus pada orang-orang dan apa yang mereka suka, di mana mereka tinggal, apa yang mereka makan, dan apa hiburan mereka.

3 Teknik Dalam Menulis Berita

1. Pola Penulisan Piramida Terbalik

Dalam teknik melaporkan (to report), setiap jurnalis itu tidak boleh memasukkan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis. Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya, bukan laporan tentang fakta bagaimana seharusnya.

Selain itu berita merupakan fakta objektif. Sebagai fakta objektif, berita harus bebas dari intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Termasuk dari kalangan jurnalis, editor, dan kaum investor media massa itu sendiri.

Untuk menjaga prinsip objektivitas itulah, mengapa setiap jurnalis dituntut untuk senantiasa bersikap jujur. Ia tidak boleh memanipulasi atau merekayasa fakta dan kebenaran. Kemudian ia juga tidak boleh menambah atau mengurangi fakta yang ditemukannya.

Teori jurnalistik mengajarkan, berhubung fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak. Sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis yakni reporter dan editor media massa sangat terbatas.

Maka harus dicari cara paling mudah dan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta tersebut. Cara itu dinamakan pola piramida terbalik. Disebut piramida terbalik, berarti pesan disusun secara deduktif.

Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama. Baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dari seluruh rangkaian kisah berita (news story).

Dengan demikian apabila paragraf pertama merupakan berita sangat penting, maka semakin kebawah menjadi kurang penting, agak kurang penting, tidak penting. Rumusnya: semakin ke bawah semakin tidak penting.

Berita pola piramida terbalik berpijak tiga asumsi:

  1. Memudahkan khalayak pembaca/pemirsa yang sangat sibuk untuk segera menemukan berita yang dianggapnya menarik, atau penting diketahui, atau yang ingin dicari.
  2. Memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang penting. Misalkan berita terlalu panjang.
  3. Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku yang sudah dikuasainya. Sekaligus menghindari kemungkinan adanya fakta atau informasi penting yang terlewat. (Sumber gambar: buku jurnalistik Indonesia, 2015)

Berita Ditulis Dengan Rumus 5W+1H

Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H, agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu mudah disusun dalam pola yang sudah baku, dan mudah serta cepat dipahami isinya oleh pembaca, pendengar, atau pemirsa. Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan. Harus terdapat enam unsur dasar yakni apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), dan bagaimana (how).

  1. What, berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak.
  2. Who, berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu.
  3. When, berarti kapan peristiwa itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit.
  4. Where, berarti dimana peristiwa itu terjadi.
  5. Why, berarti mengapa peristiwa itu sampai terjadi.
  6. How, berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut.

Keenam unsur itu dinyatakan dalam kalimat yang ringkas, jelas, dan menarik. Dengan demikian khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa tinggal ‘mengkonsumsi’ saja. Jika masih tertarik dan memiliki cukup waktu. Mereka bisa membaca paragraf-paragraf berikutnya dari yang penting sampai ke yang sama sekali tidak penting.

2. Pedoman Penulisan Teras Berita

Dalam anatomi berita sebagaimana terlihat dalam gambar pada puncak piramida. Kita menemukan judul (headline), disusul baris tanggal (date line), teras berita (lead), perangkai (bridge), tubuh (body), dan kaki berita (leg).

Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang dalam teras berita. Judul yang baik harus diambil dari teras berita dan tidak boleh dari tubuh apalagi sampai dari kaki berita. Sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian isi berita.

Pedoman Penulisan Teras Berita

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menjelaskan secara rinci dalam sepuluh pedoman penulisan teras berita:

Teras berita yang menempati alinea/pargraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea itu terdiri atas lebih satu kalimat, akan tetapi sebaliknya jangan melebihi tiga kalimat.

Dengan mengingat sifat bahasa Indonesia, teras berita jangan mengandung lebih dari 30-45 perkataan. Apabila teras berita singkat, misalnya terdiri atas 45 perkataan/kurang dari itu, maka hal itu lebih baik.

Teras berita harus ditulis dengan baik sehingga: mudah ditangkap, cepat dimengerti, mudah diucapkan, dan diingat. Dan, menggunakan kalimat singkat, sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku, serta ekonomi bahasa, jadi menjauhkan kata-kata mubazir. (*)

(Eko Octa/Disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik, Dewan Pengurus Komisariat GMNI Univesitas Djuanda, pada 18-19 Februari 2023, dimulai pukul 08-00 hingga selesai, di Ruang Serba Guna, DPRD Kota Bogor)  

SHARE

KOMENTAR