Duta Jokowi Bogor Raya Lugas Serukan, Lawan Politisi Kardus Penyeru Politik Identitas!

294
Duta Jokowi Bogor Raya

Aartreya.com – Pasca gelaran Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo pada Sabtu (26/11/2022), Ketua Duta Jokowi Bogor Raya NFR Nasution secara lugas mengajak publik satu komando di 2024.

“Satu komando seperti apa? Satu komando menolak hadirnya politik identitas. Kita harus lawan penggunanya. Karena, hal itu berpotensi meracuni anak bangsa,” tegas pria yang akrab disapa Ucok Nasution kepada media online ini di sekretariatnya, Bantarjati, Kota Bogor, Minggu (27/11/2022).    

Dia menuturkan, politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu. Politik ini kerap digunakan untuk menunjukan jati diri suatu kelompok. Dan, identitas dipolitisasi melalui interpretasi secara ekstrim, yang bertujuan untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa 'sama', baik secara ras, etnisitas, agama, maupun elemen perekat lainnya.

“Politik identitas yang dibungkus sesuatu yang berbau SARA sudah beberapa putaran ini dimainkan. Saya tak menuduh, tapi menduga, pemainnya gerombolan Orba. Suatu kelompok yang ingin menghidupkan kembali Orde Baru isme dengan cara mengadu domba dan menghembuskan isu SARA, dengan tujuan memenangkan pertarungan politik,” tandasnya.       

Politik identitas, sambungnya, kerap digunakan secara berlebihan oleh para pihak hingga akhirnya menimbulkan polarisasi di masyarakat.

“Polarisasi ini menumbuhkan perasaan ekslusif antara kelompok satu dengan lainnya, bisa berdasarkan etnis atau kepercayaan tertentu. Dan, ini harus kita lawan. Sekali lagi, kita harus lawan pengguna politik identitas,” tukasnya.  

Kita tandai politisinya, kita ciriin capresnya, kita tandai kelompoknya. Kita sampaikan pada masyarakat dan edukasi, betapa bahayanya politik identitas. Dan kami akan satu komando di 2024 soal politik identitas. Sekali lagi, ;lawan politik identitas yang digunakan politisi kardus,” tuntas Ucok. (Eko Octa)     

SHARE

KOMENTAR