Terobosan Puan Pimpin Parlemen, Tegas Tunjukan Keberpihakan Pada Perempuan

237
Puan Maharani

Aartreya – Ketua DPR pertama di Indonesia, Puan Maharani diketahui merupakan sosok politisi tangguh dan terbilang menonjol. Jika sebelumnya, pucuk pimpinan DPR dijabat pria sejak era kemerdekaan, baru saat ini ketua DPR diduduki oleh seorang perempuan setelah 22 kali berganti. Tak pelak, di era Puan, keberpihakan DPR terhadap isu perempuan cukup dominan.

Sebagai contoh, dinukil dari JawaPos.com, produk paying hokum tersebut yakni Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang telah sekian lama dinanti akhirnya berhasil disahkan.

UU tersebut menjadi hadiah bagi kaum perempuan jelang Hari Kartini pada 2022 lalu. ’’Pengesahan RUU TPKS menjadi UU adalah hadiah bagi seluruh perempuan Indonesia,’’ kata Puan.

Bukan hanya UU TPKS, keberpihakan Puan terhadap isu perempuan juga diperlihatkan pada RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). RUU yang sempat berjalan stagnan sejak 2004 itu akhirnya mencapai titik terangnya tahun ini.

Dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2022–2023 Selasa (21/3), Puan menetapkan RUU tersebut sebagai inisiatif DPR setelah masuk dalam prolegnas. RUU itu kini dalam pembahasan.

Kepada para organisasi perempuan, Puan menegaskan komitmennya untuk mengawal dan menuntaskan RUU PPRT. Hanya, dia mengakui semua itu membutuhkan proses. ”Namanya perjuangan, hasilnya nggak bisa saat itu juga. Harus sabar, perlu waktu agar hasilnya bisa bermanfaat,’’ ucap mantan Menko PMK itu.

Regulasi lain untuk perempuan yang juga tengah berproses di era Puan adalah RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA). RUU tersebut diyakini akan memberi lebih baik hak-hak untuk para perempuan di Indonesia.

Puan menyebut, ada sejumlah isu perempuan yang diatur. Mulai dari hak mendapatkan pelayanan kesehatan; jaminan kesehatan saat kehamilan; mendapat perlakuan dan fasilitas khusus pada fasilitas, sarana, dan prasarana umum; hingga cuti hamil yang lebih panjang.

’’Dan tentunya bagaimana seorang ibu mendapat rasa aman dan nyaman serta perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, termasuk dari tempatnya bekerja,’’ tegasnya.

Bicara soal rekor, bukan hanya perempuan pertama yang berhasil duduk di kursi ketua DPR, belakangan Puan juga memecahkan rekor baru sebagai perempuan satu-satunya yang menjadi warga kehormatan marinir. Kesempatan itu dia dapat bukan dari pemberian, melainkan dari perjuangan mengikuti simulasi perang amfibi.

’’Ternyata kita perempuan bisa dan mampu. Walaupun singkat, ternyata tidak mudah. Harus punya fisik kuat dan sehat,’’ ujarnya

Bagi Puan, kesempatan itu menjadi kehormatan tersendiri. ’’Ini merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi saya mendapat kesempatan merasakan penyerbuan marinir ke pulau yang dikuasai musuh,’’ ungkap Puan.

 

(Sumber : JawaPos)

SHARE

KOMENTAR