Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan menerima penganugerahan gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of The Arts (SIA). Institut Seni Seoul yang beralamat di 640, Gojan-dong Danwon-gu, Ansan-si, Gyeonggi-do, merupakan institusi pendidikan bergengsi di Korea Selatan yang saat ini memiliki professor sebanyak 48 dan professor tambahan 38 orang.
Lembaga pendidikan ini fokus di bidang seni. Institusi yang dibangun sejak tahun 1962 ini merupakan kampus seni yang paling populer karena berperan yang besar terhadap perkembangan industri hiburan Korea Selatan.
SIA banyak dijadikan pilihan untuk orang-orang yang ingin berkarir di dunia seni dan entertainment. Tak heran bila banyak artis Korea yang mengenyam pendidikan di sini. Kampus ini telah melahirkan banyak artis Korea berbakat dengan karir yang bagus di bidang entertainment. Artis lulusan SIA diantaranya Geum Sae Rok yang memulai debut pada tahun 2015 melalui film The Silenced. Ia merupakan alumni Seoul Institute of The Arts jurusan acting. Selain itu, Kim Seon Ho, Park Hee Son hingga Kim Seulgi
Para mahasiswa SIA Korea tengah berlatih gamelan (Foto : Kemlu)
Institut Seni Seoul adalah sekolah seni komprehensif swasta tertua dari pendidikan tinggi di Korea yang didirikan oleh “bapak teater Korea modern,” Chi Jin Yoo.
Dilansir dari situs kadenze.com, sekarang, institut ini menampung 6 sekolah studi seni yaitu pertunjukan, media, musik, penulisan kreatif, desain, dan komunikasi. SeoulArts memiliki dua kampus. Kampus yang berlokasi di jantung kota Seoul, juga dikenal sebagai Pusat Drama. Dan, dioperasikan sebagai pusat produksi dan pameran seni. Kampus kedua di Ansan adalah tempat para seniman muda dilatih.
Sebagai informasi, sejak tahun 2018, promosi kebudayaan Indonesia melalui musik gamelan menjadi salah satu upaya KBRI Seoul dalam Diplomasi Publik di Korea Selatan melalui SIA. Melansir Kemlu.go.id, kerja sama yang dilakukan dalam mempromosikan gamelan kepada para mahasiswa SIA. Gamelan merupakan satu-satunya alat musik negara asing yang diajarkan di kampus tersebut bahkan dijadikan salah satu mata kuliah dengan nama World Music Class.
Pada semester musim semi 2018 lalu, 30 mahasiswa dari berbagai program studi mengambil mata kuliah tersebut. Jumlah tersebut meningkat dibanding semester sebelumnya. Pertemuan dilaksanakan 1 kali dalam sepekan selama 3 bulan (Maret-Juni) dengan durasi pembalajaran selama 120 menit di tiap pertemuan.
Dalam kelas tersebut diajarkan 3 lagu yaitu lagu Jawa (Medley lagu Cublak-Cublak Suweng, Gundhul-Gundhul Pacul dan Jaranan), lagu Sunda (Manuk Dadali) dan lagu Bali (Janger). Diakhir program, diselenggarakan mini konser yang bertempat di Plaza Kampus dan dihadiri oleh Wakil Rektor, Dosen serta para mahasiswa.
(Sumber : kadenze.com/kemlu.go.id/Eko Octa)