Aartreya – Mei 1998 dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai salah satu bulan kelam. Gelombang kekerasan disambut aksi protes perlawanan gerakan mahasiswa hampir di setiap daerah se Indonesia menjadi penanda runtuhnya rezim Orde Baru.
Menukil Tempo.co, empat peristiwa besar menjelang reformasi 1998 yaitu Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, penjarahan dan sentimen terhadap etnis Tionghoa, dan kerusuhan 12–15 Mei 1998. Berikut rangkuman mengenang 27 tahun reformasi.
Peristiwa Gejayan
Mengacu pada laman UNY.ac.id, krisis moneter yang melanda Indonesia sejak 1997 tidak kunjung membaik pada awal 1998. Hal ini memicu gerakan mahasiswa yang semakin terorganisir dan mendapat dukungan dari tokoh intelektual kritis. Di Yogyakarta, semangat itu mewujud dalam Peristiwa Gejayan pada 8 Mei 1998.
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk UGM, IST Akprind, STTNAS, UKDW, USD, dan IKIP Negeri, menggelar unjuk rasa menuntut reformasi dan menolak Soeharto kembali berkuasa. Demonstrasi yang awalnya berlangsung tertib, berubah menjadi bentrok berdarah ketika aparat membubarkan massa dengan kekerasan.
Panser air, gas air mata, dan pukulan brutal aparat mewarnai pertigaan Jalan Gejayan dan Jalan Colombo. Bahkan pedagang kaki lima dan warga sekitar pun menjadi korban. Aparat dilaporkan mengejar mahasiswa hingga ke dalam kampus, merusak fasilitas, dan menimbulkan ketakutan. Akibat bentrokan ini, ratusan orang terluka, dan seorang mahasiswa, Moses Gatutkaca, meninggal dunia.
Tragedi Trisakti
Empat hari setelah Gejayan, tragedi lebih besar terjadi di Jakarta. Pada 12 Mei 1998, mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi damai menuntut Presiden Soeharto mundur. Aksi ini merupakan bagian dari gelombang demonstrasi yang melanda berbagai daerah.
Namun, saat mahasiswa mundur ke dalam kampus setelah dicegat aparat, tembakan dilepaskan ke arah mereka. Empat mahasiswa Trisakti gugur, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie, akibat tembakan di bagian vital tubuh mereka. Puluhan lainnya luka-luka.
Tragedi Trisakti menjadi titik balik perjuangan reformasi, menyulut kemarahan rakyat secara luas, dan mempertebal tekad untuk menjatuhkan rezim yang telah berkuasa lebih dari tiga dekade.
Penjarahan dan Sentimen terhadap Etnis Tionghoa
Kerusuhan Mei 1998 tidak hanya berisi tuntutan politik, tetapi juga menyimpan luka mendalam akibat kekerasan berbasis etnis. Etnis Tionghoa menjadi sasaran amuk massa yang terprovokasi oleh sentimen rasial dan politik.
Sejak 13 Mei, terjadi penjarahan, pembakaran toko dan rumah milik warga keturunan Tionghoa di berbagai kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Solo. Bahkan, laporan berbagai lembaga menyebutkan adanya kekerasan seksual terhadap perempuan Tionghoa, yang hingga kini masih menjadi luka kolektif tanpa penyelesaian hukum yang memadai. Peristiwa ini menunjukkan bahwa krisis politik dan ekonomi juga membuka celah bagi kekerasan identitas yang terpendam di masyarakat.
Kerusuhan Mei 1998
Kerusuhan nasional mulai meluas pada 13 Mei 1998, sehari setelah Tragedi Trisakti. Aksi protes berubah menjadi amuk massa di berbagai wilayah. Di Jakarta, puluhan pusat perbelanjaan dibakar, ratusan kendaraan hancur, dan ribuan toko dijarah.
Data menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas, sebagian besar karena terjebak dalam gedung yang terbakar. Infrastruktur hancur, dan ketakutan menyelimuti masyarakat. Ibu kota lumpuh, dan pemerintah kehilangan kontrol. Gelombang demonstrasi dan kekacauan akhirnya memaksa Soeharto mundur pada 21 Mei 1998. Kerusuhan ini bukan sekadar ledakan kemarahan rakyat atas krisis ekonomi dan politik, tetapi juga menjadi momen sejarah yang menandai berakhirnya era Orde Baru dan lahirnya era Reformasi.
Berikut ini daftar Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 yang ikut melahirkan reformasi dikutip dari Wikipedia :
Jakarta
FAM UI - Front Aksi Mahasiswa UI
Famred - Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi
FIMA - Forum Independen Mahasiswa Gunadarma
FKSMJ - Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta
Forbes - Forum Bersama
FORKOT - Forum Kota
FORMASI - Forum Mahasiswa Islam Indonesia
Front Jakarta
Front Nasional
FPPI - Front Perjuangan Pemuda Indonesia
GEMPUR - Gerakan Mahasiswa untuk Perubahan
GMKKB - Gerakan Mahasiswa Keadilan dan Kebangkitan Bangsa
GMNI - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
HMI - Himpunan Mahasiswa Islam
HMI-MPO - Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi
HMR - Himpunan Mahasiswa Revolusioner
JAM J - Jaringan Gerakan Mahasiswa Jakarta
JARKOT - Jaringan Kota
KAM Jakarta - Komite Gerakan Mahasiswa Jakarta
KAMMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
KamTri - Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
KB UI - Keluarga Besar Mahasiswa UI
KM Jaya Baya - Komunitas Mahasiswa Jayabaya
Komrad - Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi
LMND - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
LS-ADI - Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia
PMKRI - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
Bandung
AGPMB - Aliansi Gerakan Pemuda Mahasiswa Bandung
FAF - Front Anti Fasis
FAMU - Front Aksi Mahasiswa Unisba
FIM B - Front Indonesia Muda Bandung
FKMB - Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung
FMB - Forum Mahasiswa Bandung
GEBRAK - Gerakan Bersama Rakyat
GMIP - Gerakan Mahasiswa Indonesia Untuk Perubahan
KA -Unpad - Keluarga Aktivis-Unpad
KM ITB - Keluarga Mahasiswa ITB
KM Unpar - Komite Mahasiswa Unpar
KPMB - Komite Pergerakan Mahasiswa Bandung
PMI Bandung - Pemuda Mahasiswa Islam Bandung
Bogor
FPPHR - Front Pembela Penegak Hak-hak Rakyat
KBM-IPB - Keluarga Besar Mahasiswa-Institut Pertanian Bogor
Yogyakarta
AMUKRA - Aliansi Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat
DEMA UGM - Dewan Mahasiswa UGM
FAMPERA - Front Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat
FKMY - Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta
KeMPeD - Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi
KPRP - Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan[3]Majalah BALAIRUNG Edisi Khusus/TH. XV/1999 di Wayback Machine (diarsipkan tanggal 20 Januari 2025)
Lasjkar Pemoeda Pedjoeang Indonesia Baroe Jong Atma Jaya-Yogyakarta[4]
LMMY - Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta
PPPY - Persatuan Perjuangan Pemuda Yogyakarta
SMKR - Solidaritas Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat
SPPR - Solidaritas Pemuda untuk Perjuangan Rakyat[5]
Solo
IMM - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
SMPR - Solidaritas Mahasiwa Peduli Rakyat
SMPTA - Solidaritas Mahasiswa Peduli Tanah Air
Purwokerto
FAMPR - Forum Gerakan Mahasiswa Purwokerto untuk Reformasi
Surabaya
AbrI - Aksi bersama rakyat Indonesia
APR - Arek Pro Reformasi
ASPR - Arek Surabaya Pro Reformasi
FORMAD - Forum Madani
FPM - Front Perjuangan Mahasiswa
KAMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa ITS
KAMUS-PR - Kesatuan Gerakan Mahasiswa Untag Surabaya-Pro Rakyat
Malang
FKMM - Forum Komunikasi Mahasiswa Malang
Bali
Frontier - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat
Posperra - Posko Perjuangan Rakyat
Aceh
SMUR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat[6]
FARMIDIA - Front Aksi Reformasi Mahasiswa Islam Daerah Istimewa Aceh[7]
Medan
AGRESU - Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara
DEMUD - Dewan Mahasiswa Untuk Demokrasi
Makassar
KONTRA - Komunitas Pelataran Kerakyatan Unhas
Manado
AMMUR Plus - Aksi Mahasiswa Minahasa Untuk Reformasi
Sumber : tempo.co/wikipedia