KOTA BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang ‘dikomandani’ Bima Arya dinilai masih kurang bersahabat dalam tata kelola PKL. Jurus gusur pun masih kerap jadi andalan. Padahal, masih ada cara lain untuk memanusiakan manusia dalam tata kelola PKL.
Kepada media online ini, anggota DPRD Kota Bogor Atty Somadikarya yang belum lama ini bersama sejawatnya di Komisi II menggelar sidak di lokasi PKL Nyi Raja Permas, menyampaikan, perlu pendekatan yang arif dan bijak dalam menata pedagang, apalagi saat ini pandemic Covid-19 masih belum usai.
Atty -yang sangat mengidolakan Jokowi dalam menata PKL di Solo semasa masih menjadi walikota- dengan tegas menyatakan sikap, bahwa Pemkot Bogor tidak boleh mengambil sikap apapun terkait rencana relokasi PKL Nyi Raja Permas. Politisi wanita yang menyampaikan, dirinya akan berupaya selalu setia dengan sumpah jabatan sebagai wakil rakyat membela kepentingan masyarakat, menyampaikan, kebijakan yang diambil terkait PKL harus ada rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak Komisi II DPRD Kota Bogor.
“Saya tegaskan dan ingatkan kepada Pemkot Bogor sebagai mitra kerja untuk tidak melakukan tindakan dan aksi apapun dan jangan menyentuh PKL Nyi Raja Permas sebelum ada hasil dari rekomendasi komisi II dan berharap pemkot tidak memaksakan kehendak secara sepihak,” tandasnya saat diwawancari media online ini, Minggu (27/2/2022).
Sebab, menurut legislator yang dikenali vokal di DPRD Kota Bogor ini, ada baiknya bila para PKL Nyi Raja Permas ini dimasukkan kedalam daftar pedagang binaan Disperindagkop terlebih dahulu. Sehingga, nantinya, sentra PKL yang disediakan oleh Pemkot Bogor, bisa memberikan kontribusi PAD dan tentunya memberikan rasa aman dan nyaman bagi para PKL Nyi Raja Permas.
“Sebaiknya SK walikota No 511.3/Kep.331- Dinkop UMKM /2021 segera direvisi karena ada lokasi PKL di wilayah Bogor Tengah yang belum termasuk kedalam SK. Dengan SK yang sudah direvisi atau SK yang baru, maka zonasi PKL adalah kewenangan Kepala Daerah dan semoga pemkot bisa memahami kesulitan ekonomi rakyatnya di tengah pandemi,” tuntasnya. (Nesto)