JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka berharap penyelenggaran pembelajaran tatap muka (PTM) berjalan lancar. Ia menilai, hal itu dinggap perlu dilakukan untuk menghindari kesenjangan pengembangan pendidikan.
“Karena kehadiran fisik memiliki fungsi yang lebih banyak daripada pembelajaran daring atau online yang hanya bersifat transfer pengetahuan kognitif,” tukasnya, usai memimpin pertemuan Tim Kunspek Komisi VIII DPR RI dengan Kepala MAN 2 Kota Bandung, Kanwil Kemenag Jawa Barat beserta jajarannya dalam rangka pengawasan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 di Bandung, baru-baru ini.
Kata anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (dapil) Kota Bogor-Cianjur ini, melalui PTM, pembelajaran tidak hanya bersifat pemberian pengetahuan kognitif. Tetapi, juga pembinaan aspek afektif dan juga psikomotorik sebagai aspek penting dalam proses pendidikan.
“Dari laporan WHO tahun 2021, penutupan sekolah memiliki dampak negatif yang jelas pada kesehatan anak, pendidikan, perkembangan, pendapatan keluarga dan perekonomian secara keseluruhan," ujarnya.
Masih menurut Legislator Senayan, pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga pendidik dan peserta didik harus segera dilakukan secara merata, sebagai upaya terciptanya herd immunity. Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan di tiap-tiap sekolah pun harus dilakukan secara ketat.
"Pelaksanaan penerapan pembelajaran tatap muka harus tetap mengedepankan protokol kesehatan, vaksinasinya pun untuk tenaga pendidik dan peserta didik harus merata agar tercipta kekebalan tubuh. Jangan sampai nanti setelah PTM dilaksanakan menjadi klaster Covid-19 baru di bidang pembelajaran," ucapnya.
Diah menurutkan, dalam perencanaan PTM baik di madrasah maupun perguruan tinggi keagamaan harus dirancang dengan berbagai pertimbangan.
“Dari mulai bagaimana pengawasan kepatuhan terhadap protokol kesehatan jika kebijakan tersebut diterapkan, mitigasi jika terdapat peserta didik yang terpapar, aspek anggaran dalam pemenuhan kebutuhan alat kesehatan, dan berbagai kebijakan lainnya agar tidak terjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di kalangan pelajar,” tutupnya. (Sumber : dpr.go.id/Nesto)