Aartreya - Lebaran tahun ini yang jatuh pada tanggal 31 Maret terasa begitu berbeda dari tahun sebelumnya, dan cenderung tak semarak ketimbang tahun lalu. Hal ini tercermin dari jumlah pemudik yang turun hingga perputaran uang yang turun. Demikian disampaikan warga Kota Bogor yang juga kader PDI Perjuangan, Ferry Tri N.
“Tahun ini, saya dan keluarga tidak mudik. Padahal, tahun sebelumnya tak pernah absen pulang kampung, menjenguk keluarga disana. Tepatnya di Way Kanan, Lampung,” kata Ferry sampaikan keluhannya kepada media online ini, Sabtu (29/3/2025).
Dia berujar, tarip bus Lebaran dari Kota Bogor menuju Way Kanan sebesar Rp330 ribu per orang, diperkirakan pulang balik sebesar Rp700 ribu. Jika bersama keluarga yang terdiri dari 5 orang, termasuk biaya keperluan lain keluarga selama perjalanan mudik, artinya harus menyiagakan uang kira-kira sebesar Rp 6 hingga Rp 7 juta untuk pulang kampung.
“Nah, buat biaya mudik yang lumayan besar dengan pekerjaan saya saat ini sebagai usaha kecil lagi lesu, tentunya terbilang berat. Tak bergairahnya ekonomi bukan terjadi di saya saja. Tapi, juga pada banyak orang. Seperti diketahui, saat ini banyak terjadi PHK. Usaha kecil anjlok. Diduga ini efek efisiensi, sehingga peredaran uang terlalu ketat, Huh, ampun pemerintah,” ucapnya sembari mengkritisi.
Terpisah, sejawatnya, Ketua PAC Bogor Utara PDI Perjuangan Kota Bogor, Denny Siregar juga sampaikan keluhan senada.
“Lebaran tahun ini, terasa berbeda semaraknya dnegan tahun lalu. Sebab, kondisi ekonomi saat ini masyarakat cenderung memilih menghemat. Hal itu juga terjadi pada saya. Saya juga minta maaf, tak bisa berbagi dengan sesama kader PDI Perjuangan di Bogor Utara, karena kondisi keuangan yang lesu,” tutur Denny.
Dia melanjutkan, tak sedikit Lebaran tahun ini warga yang tak mudik ke kampung halaman. Sebab, masyarakat diprediksi dalam beberapa bulan ke depan akan memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah tinggi.
"Selain itu, maraknya PHK dan penurunan daya beli masyarakat juga faktor cuaca memengaruhi niat banyak orang untuk pulang kampung,” tuntasnya.
Sebelumnya, berdasarkan Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Tidak hanya jumlah pemudik yang mengalami tren penurunan, pada tahun ini, perputaran uang selama momen libur lebaran 2025 juga turun. (Nesto)