Kata Pengelola Musem Perjuangan Bogor, Awas Kenakalan Orangtua Lebih Bahaya Dibanding Kenakalan Remaja!

267
Pengelola Museum Perjuangan Bogor Ben

Aartreya  –  Pengelola Museum Perjuangan Bogor, Bunyamin atau yang akrab dipanggil Ben mengkritisi sebutan ‘Kenakalan Remaja’ yang kerap jadi sorotan dari tahun ke tahun. Meski hal itu tak salah, namun ‘Kenakalan Orangtua’ menurutnya jauh lebih mengkhawatirkan dampak buruknya.

“Bayangkan, kenakalan orangtua yang saat ini luput dari sorotan berakibat sangat fatal. Mergikan Negara. Contoh, belum lama ini soal kasus dugaan korupsi Menkominfo yang menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) membuat negara merugi Rp8,32 triliun terkait  proyek pembangunan BTS 4G Kominfo,” kata Ben kepada pewarta di Museum Perjuangan Bogor, Senin (22/5/2023).

Dia melanjutkan, kembali ke soal ‘Kenakalan Remaja’, menurutnya seperti vandalisme dan tawuran, memang perlu dilakukan pengawasan, pembinaan dan upaya pencegahan. Dia mengamini, kenakalan remaja yang disebut juga juvenille delinquency berpotensi berlawanan dengan ketertiban umum, dan norma yang diakui masyarakat.

“Perbuatan tersebut memang bisa menimbulkan bahaya atau kerugikan bagi pihak lain. Juvenile delincuency disebabkan oleh pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan perilaku menyimpang. Tapi, kenakalan orangtua juga tak kalah membahayakan resikonya untuk masyarakat juga negara,” tuturnya.

Perkara dugaan korupsi Menkominfo, menurutnya, juga termasuk bagian dari kenakalan orangtua. Korupsi uang negara, sama artinya mengambil yang bukan haknya. Dan, korupsi, tak beda dengan mencuri.

“Bayangkan, kasus korupsi yang membuat negara merugi senilai Rp8,32 triliun, jika dibandingkan dengan PAD tahun 2023 Kota Bogor dengan target Rp1,351 miliar, artinya sama dengan delapan kali lipat pendapatan kota hujan ini. Atau, jika dibandingkan APBD 2023 Kota Bogor mentargetkan pendapatan sebesar Rp 3,08 triliun yang bersumber dari pendapatan transfer daerah Rp 1.5 triliun, pendapatan asli daerah Rp. 1.3 triliun dan pembiayaan daerah sebesar Rp280 miliar. Itu artinya, sekitar tiga kali lipatnya,” ucap Ben.

Kenalakan orangtua, lanjutnya, perlu jadi perhatian khusus pemerintah. Sebab, kenakalan orangtua ini tak beda dengan penyakit kambuhan kenalan remaja yang patut diwaspadai.

“Kenakalan orangtua bisa terjadi atau dilakukan oleh oknum di profesi apapun. Seperti, oknum yang ada di PNS, BUMD, BUMN, legislatif, eksekutif hingga yudikatif. Bagaimana pencegahannya, perlu dibangun suatu system pencegahan. Sebab, perilaku tidak amoral atau kenakalan orangtua sudah pernah terjadi di lintas profesi. Dan, itu membuat negara merugi. Bahkan, sampai menghilangkan nyawa. Misalnya, seperti kasus Ferdy Sambo, belum lama ini,” imbuhnya.

"Seharusnya, penting untuk mempersiapkan generasi penerus berkualitas yang bermental dan bermoral baik, supaya disaat menjabat, jangan sampai menjadi pemimpin nakal dari fungsi yang diembannya," tutup Ben. 

(Eko Octa) 

SHARE

KOMENTAR