Refleksi 2024, Atty Somadikarya Sesalkan Perjalanan Drama Politik Jokowi

58
Atty Somadikarya

Aartreya - Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Atty Somadikarya menyesalkan karier politik Jokowi dan keluarganya yang moncer karena partai besutan Megawati Soekarnoputri namun dibalas dengan politik tak beretika. Penuturan Atty, PDI Perjuangan turut andil mengantarkan Jokowi dimulai jadi Walikota Solo hingga Presiden ke-7 RI.

Lebih dari itu, sang anak, Gibran Rakabuming Raka pun sukses duduk sebaai Walikota Solo dan menantu Jokowi yang tak miliki rekam jejak politik, Bobby Nasution menjadi Walikota Medan.

“Lebih dari 1000 malam, kami bersama (red.Jokowi). Dalam perjalanan, tidak benar, PDI Perjuangan sebagai partai penikmat. Apa yang didapat, saat seseorang popular, terkenal dan rakyat berpihak. Ketika genggaman kekuasaan itu ada, yang didapat PDI Perjuangan, pengkhianatan,” kata Atty Somadikarya kepada Aartreya, Rabu (1/1/2025).

Belakangan, sambung politisi yang juga anggota DPRD Kota Bogor, PDI Perjuangan merasa dipojokan.

“Penghianatan, mencari kambing hitam. Dan, ketika seseorang dalam salah asuhan, justru, kita (PDI Perjuangan.red) jadi merasa salah mengasuh. Seseorang yang dianggap baik, lugu, ternyata semua itu hanyalah drama. Apa yang kami dapat? Tidak ada. Semua untuk kepentingan rakyat,” ucap Atty.

Terkini, sambungnya, beragam manuver politik terlihat dipertontonkan secara telanjang.  

“Dan, hari ini kita menyaksikan dan dipertontonkan semua drama-drama. Di mana banyak sekalikasus-kasus korupsi, ratusan miliar, ratusan triliun, tidak pernah ada kejelasannya. Kepastian hukum di negara hukum, justru masih tebang piih,” tukas Atty.

Ia juga menyebut, tak ada keuangan negara yang dirugikan dari kasus Harun Masiku.   

“Karena, dimana kerugian negara seharusnya adalah target prioritas. Bukan seorang Sekjen DPP PDI Perjuangan dijadikan tersangka dengan alasan-alasan yang tidak jelas, dan bukan merugikan yang bersumber dari APBN, yaitu uang negara, uang rakyat. Sementara, yang ratusan miliar, hingga triliunan rupiah, hari ini masih menikmati hasil rampokannya,” tandas Atty.

Sebagai informasi, PDI Perjuangan memiliki jasa besar Jokowi dan keluarga terjun ke dunia politik. Diawali mengusung Jokowi Jadi Walikota Solo Pada Pilkada Kota Solo tahun 2005, Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut mengingat Solo merupakan kantong PDI Perjuangan.

Selanjutnya, Jokowi kembali diusung PDI Perjuangan di Pilkada Solo 2010. Jokowi yang berpasangan dengan kader tulen PDI Perjuangan, FX Hadi Rudyatmo berhadapan dengan politikus Partai Demokrat Eddy Wirabhumi yang berpasangan dengan Supradi Kertamenawi. Hasilnya, Jokowi kembali terpilih sebagai Walikota Surakarta dengan meraih suara 90,09%.

Seterusnya, PDI Perjuangan mengusung Jadi Gubernur DKI Jakarta Pada 2012, Jokowi yang namanya tengah naik daun diminta Jusuf Kalla (JK) untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri.

Hasil pilgub putaran pertama dari KPU memperlihatkan Jokowi memimpin dengan 42,6% suara, unggul dari Fauzi Bowo di posisi kedua dengan 34,05% suara. Pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012–2017.

Selanjutnya, PDI Perjuangan mengusung jadi Calon Presiden (Capres) setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis.

Jokowi pun merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya, sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden. Hingga pada 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia dalam pemilu 2014.

Pencalonan tersebut didukung oleh PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKB, dan Partai Hanura. Pada akhirnya, KPU menyatakan Jokowi menang dengan 53,15% suara (70.997.859 pemilih), sementara Prabowo mendapatkan 46,85% (62.576.444 suara).

Bertahan selama dua periode PDI Perjuangan juga kembali mengusung Jokowi untuk maju di periode keduanya sebagai Presiden RI pada Pemilu 2019. Mengingat pada saat itu tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tetap tinggi. Jokowi yang didampingi Ma'ruf Amin pada saat itu kembali berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan suara 55,50%, untuk melanjutkan periode keduanya. Namun di akhir masa jabatan ini, hubungan antara Jokowi dan PDI Perjuangan mulai renggang.

Tidak hanya Joko Widodo yang mendapat kekuasaan setelah diusung PDI Perjuangan, putra sulungnya yakni Gibran Rakabuming Raka, juga ikut kecipratan. PDI Perjuangan secara resmi mendukung Gibran sebagai calon walikota pada Juli 2020, menjodohkannya dengan Ketua DPRD, Teguh Prakosa.

Putra sulung Jokowi ini pada akhirnya menang telak setelah meraih 86,53 % suara. Demikian dengan menantu Jokowi, Bobby jadi Walikota Medan di tahun 2021. Bobby kala itu mencalonkan diri dengan menggandeng pengusaha dan politikus Partai Gerindra Aulia Rachman. (Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR