Aartreya - Ketua DPRD Kota Bogor periode 2014 -2019, Untung Maryono blak-blakan sampaikan kekecewannya terhadap Presiden RI Joko Widodo. Kepada Aartreya, Untung sampaikan curhat politiknya merasa menyesal karena sebelumnya pernah berkeringat mengawal dan ikut memenangkan Jokowi.
“Kemenangan Jokowi hingga kini menjabat sebagai presiden, merupakan kemenangan PDI Perjuangan. Juga kemenangan rakyat. Ada banyak perngusu, banyak kader, bermandi keringat, dan pasang badan saat Jokowi dihujat lawan politiknya era pilpres lalu. Tapi, kini malah meninggalkan PDI Perjuangan dan bersekutu dengan lawan politiknya,” kata Untung sembari geleng-geleng kepala saat diwawancarai Aartreya di kediamannya, Mulyaharja, Kota Bogor, Jumat (3/11/2023).
Ia berujar, dimulai dari Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, berlanjut Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi mendapat tiket dari Ketua Umum PDI Perjuangan dan para pengurus hingga kader tanpa berharap imbalan sukarela bergerak di lapangan memenangkan.
“Apakah pengurus PDI Perjuangan, kader, simpatisan mendapat penghargaan dari Jokowi? Apakah mereka mendapat pekerjaan? Tidak! Tapi, para kader PDI Perjuangan ikhlas melakukannya, karena itu instruksi Ibu Megawati dan demi memajukan bangsa ini. Dan, yang sangat menyakitkan, kini Jokowi balik badan demi sang anak maju jadi cawapres,”tuturnya.
Untung melanjutkan, kebaikan PDI Perjuangan yang memenangkan pemilu legislatif pada 2014 dan 2019, serta memenangkan Jokowi di pilpres ternyata dibalas pukulan yang menyakitkan setelah menjadi presiden dan bagi-bagi kue kepada parpol yang tak mendukungnya.
“Sejarah mencatat di pilpres 2019, parpol pendukung Jokowi yakni PDI Perjuangan, Golkar, PKB, NasDem, Hanura dan PPP. Tapi, faktanya, partai pendukung capres kalah di 2019 malah diberi jabatan di kabinet. Padahal, dulunya menghujat gila-gilaan terhadap Jokowi. Sekarang malah diberi imbalan, dan akhirnya melakukan persekutuan dan berujung pengkhianatan Jokowi,” ucapnya.
Mendatang, pasangan calon Ganjar-Mahfud tak boleh lagi mengulang jalan cerita Jokowi.
“Jika Ganjar-Mahfud menang saya usulkan agar parpol kalah, capres kalah, jangan diberi ruang masuk kabinet. Biarkan dia jadi oposisi. Ini politik. Jika diberi hati, kita bisa dihabisi. Yah, seperti saat ini Jokowi bersama parpol yang dulu memusuhinya dan menghujatnya, malah sekarang bersebrangan karena anaknya maju sebagai cawapres. Jika ada anggapan banyak orang menyebut politik dinasti, mungkin seperti inilah,” tuntas Untung. (3, Eko Okta Ariyanto)