INTELMEDIA – Pasukan emak-emak dengan membawa panci hingga penggorengan dikomandani anggota DPRD Kota Bogor, Atty Somadikarya berunjuk rasa di SMAN 3, Jalan Pakuan, Kelurahan BaranaKota Bogor, Selasa (23/7/2023). Massa aksi dari Keluarga Besar Marhaenis Kota Bogor meluapkan kekesalannya lantaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi dinilai amburadul.
Secara bergantian, kaum ibu berorasi didepan SMAN 3. Mereka juga mengecam prosesi penerimaan siswa didik baru yang menurutnya sarat kecurangan. Suasana bising dari alat demo mereka turut disuarakan sebagai ungkapan protes.
“Akses kami masuk sekolah zonasi ditutup oleh oknum berduit. Keadilan pendidikan bagi warga sekitar menghilang,” kata Ketua Keluarga Besar Marhaenis Kota Bogor, Atty Somaddikarya.
Politisi PDI Perjuangan ini berujar, keadilan pendidikan bagi warga sekitar menghilang. Ketua Dewan Pimpinan Keluarga Besar Marhaenis Kota Bogor, Atty Somaddikarya mengatakan aksi tersebut merupakan wujud kekecewaan mendalam mereka terhadap pelaksanaan PPDB jenjang SMA di jalur zonasi.
“Peserta yang sudah terbukti cirang harusnya mundur dengan kesadaran diri,” tuturnya.
Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan pun turut disoroti kinerjanya. Menurutnya, peran KCD nyaris tak terdengar. Demikian juga Gubernur Jabar yang disebutnya cuma memiliki prestasi pencitraan semata.
“Jangan rampas hak pendidikan dengan kecurangan, manipulasi data. Kalau sudah begitu keadilan jauh dari rakyat,” tegasnya.
Kepala SMAN 3 Bogor, Dewi Suhartini saat diminta komentarnya menolak berpendapat. Penuturannya, pihak sekolah hanya menerima data siswa melalui aplikasi dari dokumen yang di opload sorangtua siswa. (Eko Okta Ariyanto/Ika)