Sarinah, Sosok Perempuan yang Dihormati Bung Karno

77
Makam Sarinah pengasuh Soekarno yag namanya diabadikan jadi mall di Jakarta

“Pengasuh saya itu bernama Sarinah, ia mbok saya,” tulis Soekarno dalam bukunya berjudul Sarinah: Kewadjiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia.

Sarinah merupakan tokoh penting bagi Soekarno. Cintanya Soekarno kepada perempuan tersebut, namanya diabadikan menjadi nama mal pertama yang dibangun di Jakarta. Sarinah seorang wanita desa yang tinggal seatap dengan Soekarno kecil saat keluarganya pindah ke Mojokerto.

Sarinah adalah sosok wanita yang paling dihormati Soekarno semasa hidupnya, ia wanita desa yang menumpang pada pasangan Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Sarinah tinggal disitu membantu mengasuh Soekarno dimasa kecil.

Wanita paruh baya itu yang mengisi hidup Soekarno kecil, Ia menjadi bagian dari keluarga Soekarno, Ia tidak kawin. Ia tinggal, makan, dan bekerja di rumah keluarga Bung Karno. Sekalipun begitu, Sarinah tidak membayar, tidak pula mendapatkan upah.

Menukil sinarpos, di Tulungagung Jawa Timur, Soekarno kecil saat berusia empat hingga enam tahun ditemani dan diasuh oleh Mbok Sarinah, Mbok Sarinah sangat dekat dan mempunyai arti penting bagi hidup Soekarno, sebab Mbok Sarinah-lah yang mengajarkan Soekarno untuk cinta kepada rakyat kecil.

Dalam biografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno saat masih anak-anak sering tidur seranjang dengan Sarinah. Sebuah pengakuan betapa dekatnya sosok sang Proklamator dengan pembantunya.

“Pengasuh saya itu bernama Sarinah, ia mbok saya,” tulis Soekarno dalam bukunya berjudul Sarinah: Kewadjiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia.

Soekarno banyak belajar mencintai orang kecil dari mbok Sarinah. Sarinah lebih dari seorang pengasuh yang membesarkan Soekarno kecil, Sarinah adalah perempuan sederhana yang memberikan pendIdikan budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan kepada Soekarno.

Dikisahkan bahwa, ajaran-ajaran itu bergulir setiap hari, kebersamaan Mbok Sarinah ketika memasak di dapur ditemani oleh Soekarno kecil, di sini lah kesempatan Mbok Sarinah memberikan nasehat.

Sarinah, seperti termaktub dalam buku Bung Karno-Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, sejatinya adalah nama pengasuh Bung Karno Putra Sang Fajar ketika kecil.

“Dialah yang mengajarku untuk mengenal cinta kasih. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata. Selagi ia memasak di gubuk kecil dekat rumah, aku duduk di sampingnya dan kemudian ia berpidato, ‘Karno, yang terutama engkau harus mencintai ibumu. Akan tetapi, kemudian engkau harus mencintai pula rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya’,” kata Bung Karno.

Di kesehariannya pun Soekarno sering makan dengan ikan asin dan lalapan beserta anggota keluarganya, perabotan rumah juga jauh dari mewah. Bung Karno menghormati pembantu dengan teladan kepada semua orang tanpa membedakan, memperlakukan mereka mulai dari tamu sampai pembantu secara sama, menurut Bung Karno pembantu sudah capek jadi tak boleh direpotkan lagi.

 

Melansir tempo.co, saat beranjak dewasa, Sarinah sudah tidak tinggal bersama Soekarno lagi. Untuk mengisi kekosongannya, dia tidur dengan kakak perempuannya Sukarmini di tempat tidur yang sama. Kemudian dia tidur dengan seekor anjing bernama Kiar.

Bukti keberadaan Sarinah ada pada sebuah makam di Tulungagung. Pada makam tersebut, terdapat sebuah nisan yang tertulis “B. Sarinah wafat-28-12-1959”.

Begitu berpengaruhnya Sarinah bagi Soekarno, dia menulis buku tentang perjuangan perempuan di Indonesia, dan mengukir nama Sarinah sebagai judul buku tersebut. Buku itu juga menyebut perempuan sebagai Sarinah.

Selain dalam buku, Soekarno yang telah menjadi presiden juga mengabadikan nama Sarinah sebagai mal yang dibangun di Jakarta. Mal Sarinah merupakan proyek mercusuar Soekarno yang mulai di bangun pada 1962 dan selesai pada 1966. Hingga sekarang, Gedung Sarinah masih berdiri kokoh dan banyak dikunjungi masyarakat. Mal tersebut mengalami banyak perubahan sejak awal dibangunnya hingga transformasi yang diresmikan Presiden Jokowi, pada Kamis 17 Juli 2022.

(Sumber : sinarpos/tempo.co/Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR