Di kesunyian, temukan makna. Dalam hening, lahirkan kebijaksanaan. Nyepi, merupakan perjalanan jiwa menuju harmoni. Selamat Tahun Baru Saka, saudaraku yang merayakannya.
Keberagaman merupakan kekuatan bangsa, khususnya dalam momentum Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri yang waktunya sangat berdekatan. Sesungguhnya, perbedaan itu takdir. Dan, perbedaan itu mendewasakan dan menyatukan kita. Kerukunan serta persatuan harus terus dijaga bersama.
Sebagaimana yang pernah disampaikan Gus Dur, ‘memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya’.
Saat ini, umat Hindu tengah bersiap menjalani Catur Brata Penyepian yang mengharuskan mereka untuk berdiam diri, bermeditasi, dan menjauh dari segala aktivitas duniawi.
Sementara, umat Islam di penghujung Ramadan, mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri setelah menjalani ibadah puasa sebulan penuh. Momen ini adalah kesempatan bagi kita selaku anak bangsa yang menjunjung tinggi kebhinekaan untuk menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk hidup rukun. Dengan adanya Idul Fitri dan Nyepi yang berdekatan, kita bisa lebih memahami dan menghormati satu sama lain.
Idul Fitri tahun ini juga menjadi momentum untuk menerjemahkan arti kemenangan dari Ramadan secara lebih mendalam, setelah sebelumnya berpuasa sebulan penuh. Idul Fitri juga membawa pesan yang sangat luas untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Bangunan toleransi ini perlu terus diperkuat sebagai pengikat rasa kebersamaan anak bangsa. Toleransi ini hanya bisa terwujud dengan baik jika masing-masing individu berlaku adil, berimbang dan menaati konstitusi yang menjadi kesepakatan berbangsa.
Siapapun kita, apapun latarbelakang kuku, dan agama kita, yang paling wajib dilakukan sebagai anak bangsa adalah berkomitmen menjaga toleransi, kerukunan umat beragama dan suku bangsa.
Dengan kesediaan hati berlaku ikhlas diikuti aksi-aksi tanpa memandang sekat-sekat pembeda saling menguatkan kepada sesama adalah bagian wujud nyata praktik toleransi.
Sikap-sikap positif ini penting untuk dirawat meski seringkali dihadapkan pada situasi penuh keterbatasan. Di tengah keberagaman yang dimiliki bangsa ini, menjaga sikap peduli sekaligus menghormati nilai-nilai kemanusiaan adalah hal yang menjadi keharusan. Dimulai praktik toleransi inilah sejatinya mampu membangun rasa persaudaraan dan memperkokoh nilai persatuan bangsa.
Sebagai penutup, saya sebagai penulis non muslim menyampaikan ucapan Idul Fitri :
Saya akan selalu menjadi teman kalian selamanya,
Saudara satu batin sebagai sesama anak bangsa
Akan turut mengenang dan berbahagia pada momen Istimewa
Momen indah yang selalu dikenang para sahabat bersama keluarga
Nikmati hari kemenangan dengan sukacita usai tuntaskan puasa di Bulan Ramadan
Kita memang berbeda, namun tetap bersaudara selamanya.
Negeri ini penuh warna.
Namun, akan tampak indah jika selalu bersama.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H buat teman-teman, saudaraku semua
Mohon maaf lahir batin. Selamat ber Lebaran 2025.
(* Penulis : Ketua Komunitas Pemuda Peduli (KPP) Bogor Raya, Beni Sitepu)