Tahun Vivere Pericoloso, Setia Jaga Ibu Megawati itu Pilihan terbaik

245
H Untung W Maryono SE.Ak

Aartreya – Pada pidatonya saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyebut frasa dalam Bahasa Italia, Vivere Pericoloso, yang artinya tahun menyerempet bahaya. Hal  itu disampaikan mantan Ketua DPRD Kota Bogor periode 2014-2019, Untung Maryono.  

“Yang disampaikan Ibu Megawati, cukup masuk akal, karena belakangan ini merupakan tahun ujian politik bagi PDI Perjuangan. Mulai dari perjuangan keras di pileg, disusul dikeroyok banyak parpol di pilkada, Sekjen PDI Perjuangan dicari kesalahannya oleh KPK hingga ada potensi dugaan intervensi pihak luar ‘mengawut-awut’ PDI Perjuangan di Kongres pada April mendatang,” kata politisi yang juga kader kawakan PDI Perjuangan kepada aartreya, Kamis (16/1/2025).

Meski demikian, Untung percaya, di tahun Vivere Pericolos PDI Perjuangan mampu melewati beragam ujian politik.

“Sebagai partai yang telah berusia 52 tahun, PDI Perjuangan kenyang dengan pahit getir, politik adu domba, hingga politik tekanan. Sebab, Sejarah sudah mencatat hal itu, bahwa PDI Perjuangan mampu melewati rintangan terberat di masa Rezim Orde Baru,” tandasnya.

Dia melanjutkan, dalam perjalanan sejarah, PDI Perjuangan merupakan rumah kaum nasionalis yang menempa kadernya memuliakan ibu, matang dalam kesetiaan dan pantang menyerah ditekan.

“Saya yang melewati perjalanan di PDI Perjuangan, dimulai dari ketua ranting, ketua PAC, pengurus DPC hingga ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, tak pernah terpikir meninggalkan rumah yang sudah membesarkan saya. Dan, saya juga bersyukur juga berterimakasih, karena Ibu Megawati, yang juga ibu saya serta ibu para kader banteng, sudah memberi saya kesempatan di politik, hingga menjadi wakil rakyat,” ucapnya.

“Di PDI Perjuangan ini, saya mengenal pentingnya memaknai memuliakan ibu. Baik itu ibu saya, juga ibu Megawati yang saya anggap orangtua sendiri. Karena itu juga, rasa setia ini menebalkan semangat saya untuk selalu menjaga Ibu Megawati. Bagi saya, hidup mati bersama Megawati dan hingga tutup mata nanti, selalu bersama PDI Perjuangan. Sebab, ini (PDI Perjuangan) jalan takdir saya,”imbuh Untung.    

Meski saat ini tak menjabat pengurus atau wakil rakyat, pengakuan Untung ia tak henti membesarkan PDI Perjuangan. Salah satunya, sambung Untung, menggalang kader lawas yang tercecer berhipun di wadah Banteng Balik Kandang (BBK).

“Beberapa rekan pengurus yang sebelumnya sudah tak lagi di partai, kini kembali lagi dan bersama di wadah BBK. Karena, sebelumnya kita sampaikan seruan, PDI Perjuangan merupakan rumah persaudaraan yang sarat sejarah dan persaudaraan. Alhamdulilah, bersama semangat bersaudara, rekan-rekan yang pernah tinggalkan partai kini  kembali. Kembali dalam satu rasa, satu persaudaraan,” tutur Untung.

Menutup pembicaraan, Untung sangat meyakini, mereka yang meninggalkan Ibu Megawati dan PDI Perjuangan akan redup karir politiknya.

“Cerita itu banyak terjadi. Saat meninggalkan Ibu Mega, karir politik selesai. Mulai tokoh nasional hingga daerah. Kenapa? Karena, Ibu Mega itu tak beda seperti ibu kita. Siapapun yang mendurhakai ibu, pastinya akan celaka. Memuliakan ibu, menjaga ibu, selalu bersama ibu, itu yang terbaik. Jadi, itu alasan saya setia dukung Ibu Megawati,” tuntasnya. (Eko Okta)  

SHARE

KOMENTAR