Aartreya – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor pada 27 November 2024 mendatang disebut-sebut akan membuat hangat suhu politik. Diketahui terdapat lima satu pasangan calon (paslon) walikota dan wakil walikota mendaftar ke KPU Kota Bogor hingga penutupan pendaftaran peserta Pilkada pada Kamis (29/8/2024).
Mereka adalah Dedie Rachim-Jenal Mutaqin, Sendi Fardiansyah-Melli Darsa, Raendi Rayendra-Eka Maulana, Rena Da Frina-Teddy Risandi dan Atang Trisnanto-Annida Allivia.
Dedie Rachim-Jenal Mutaqin diusung PAN, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Perindo dan Partai Gelora. Sementara Sendi Fardiansyah-Melli Darsa, yang diusung Partai Golkar, Partai Nasdem dan PSI. Lalu, Raendi Rayendra-Eka Maulana, diusung PKB, PPP, PBB, Partai Buruh, Partai Garuda dan PKN.Sedangkan Rena Da Frina-Teddy Risandi, yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura.
Lalu, bagaimana pendapat para politisi atau relawan terkait prediksi kontestasi Pilkada Kota Bogor mendatang? Warga Kedungbadak, Bogor Utara, Fernando Silalahi melalui sambungan telepon saat diwawancarai memprediksi kompetisi pilkada kota hujan bakal berlangsung hangat.
“Harapan tidak memanas, tapi hangat. Wajarlah pesta demokrasi,” kata Fernando diujung telepon pada Minggu (1/9/2024).
Penuturannya, akan terjadi persaingan sengit antara dua paslon di pilkada mendatang. Pria yang pernah menjadi Caleg PDI Perjuangan Kota Bogor dan sebelumnya pernah menjadi kader NasDem ini menerawang, kubu Dedie Rachim bakal kalah dengan Atang Trisnanto yang maju sebagai cakada dari PKS.
“Yang kuat Atang Trisnanto dari PKS. Dedie Rachim sepertinya akan kalah tipis. Persaingan terjadi antara dua paslon, dari pihak Dedie Rachim dan Atang Trisnanto. Kalau figur lain, masih belum. Karena, Kota Bogor ini masih didominasi muslim dan keinginan warga Bogor yang maju. Apalagi sosok perempuan masih berat,” ucapnya.
Diwawancara terpisah, kader PDI Perjuangan Kota Bogor, Horas Sitorus berpendapat berbeda. Menurutnya, kubu Dedie Rachim bakal keok dan yang unggul cakada perempuan yang sudah jelas rekam jejaknya.
“Ya, kubu Dedie Rachim bakal keok nantinya. Kenapa, karena Dedie identik dengan Bima Arya. Dan, era Bima Arya banyak yang gagal pembangunan sumber daya manusianya. Yang sukses cuma urusan bangun taman. Sama, rencananya pemindahan ibukota ke jalur ring road,” tukas Horas.
“Soal persaingan ke depan, akan terjadi persaingan sengit antara kubu Rena dengan Atang Trisnanto dari PKS. Sebab, saat ini warga merindukan sosok perempuan membuat sejarah, seperti merindukan ibu untuk semua orang. Prediksi saya, yang unggul ya cakada perempuan. Siapa dia? Rena – Teddy dong,” imbuhnya.
Terpisah, Dede Yuningsih atau yang akrab disapa De Wahyu ikut sumbang pendapat terkait cakada yang bakal unggul. Sesama wanita, menurutnya cakada perempuan memang paling dinanti di Kota Bogor.
“Selama ini di Kota Bogor belum ada sejarahnya kepala daerah Perempuan. Menurut saya, tepat jika nantinya pemimpinnya perempuan. Rena, menurut saya sudah memiliki pengalaman, apalagi dia pernah menjadi Lurah Sempur, Camat Bogor Timur hingga Kadis PUPR. Soal agama, Rena juga muslim. Ia pun dekat dengan warga Sunda. Jadi, kalau ada yang menyebut soal politik identitas, itu enggak bener!,” ungkap De Wahyu.
Pada bagian lain, Dias Sri berkomentar senada. Sosok Perempuan dinilainya paling tepat memimpin Kota Bogor mendatang.
“Perempuan menurut saya terbaik untuk jadi sosok pemimpin di Kota Bogor. Karena, di Kota Bogor memang belum pernah miliki sejarah dipimpin wanita,” tuntas kader PDI Perjuangan Lawanggintung yang sebelumnya ikut hadiri Rakercabsus PDI Perjuangan sekaligus deklarasi mendukung Rena-Teddy di Gedung Brajamustika, Kota Bogor. (Nesto)