Aartreya – PDI Perjuangan Kota Bogor ternyata tak miskin kader perempuan cerdas, peduli kemanusiaan dan cekatan dalam kerja politik. Sebut saja salah satunya Dias Srihaptiningsih yang kini mengemban Sekretaris Ranting Lawanggintung. Kader wanita berpostur tubuh tinggi ini terbilang sigap membantu warga yang membutuhkan bantuan.
Pengidola Joko Widodo dan Ganjar Pranowo boleh dibilang sedikit bicara, dan reaksi cepat bergerak untuk masyarakat. Tak hanya campur tangan ikut membantu warga saat terjadi musibah bencana longsor saja, ketika masyarakat lingkungannya membutuhkan bantuan administrasi pendudukan hingga ajuan bantuan sosial seperti kursi roda, Dias tak pernah absen.
Kepada pewarta, kader PDI Perjuangan Kota Bogor militan ini secara lugas mengaku bangga sebagai partai.
“Belakangan ini, sebutan petugas partai dan petugas rakyat populer. Petugas partai dimaknai sebagai orang yang diserahi tugas menjalankan visi dan misi partai. Dan, setahu saya, petugas partai, tak beda dengan petugas rakyat. Kenapa? Karena, partai adalah representasi rakyat. Artinya, petugas partai juga petugas rakyat. Itu menurut saya,” kata Dias saat diwawancarai pewarta,Rabu (30/08/2023).
Menguatkan argumentasi, ia juga mengutip peranan parpol dalam Pemilu, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Ia berujar, tujuan yang bersifat khusus, dalam Pasal 10 ayat (2) UU No. 2 tahun 2011 disebutkan meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat.
“Tak hanya itu, merujuk payung tersebut, peran parpol juga memperjuangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Bahkan, menurut undang-undang tersebut, fungsi parpol sebagai sarana untuk penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa, penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi masyarakat. Artinya, sebutan petugas parpol, itu juga bermakna sebagai petugas rakyat,” tuturnya.
Sebenarnya, sambung Dias, kedua istilah itu memiliki akar sama, berbasis rakyat. Partai lahir dan di bentuk oleh rakyat dengan kepentingan, cita-cita, nilai dan idiologi.
“Kelompok-kelompok itu mengidentifikasi diri menjadi partai politik untuk mencapai kepentingan bersama. Jadi partai pada dasarnya representasi rakyat yang bersifat eklusif. Artinya, rakyat yang sebagai anggota partai adalah mereka yang memiliki kesamaan gagasan dan cita-cita,” tuntas politisi wanita PDI Perjuangan ini. (Eko Okta Ariyanto)