Peringatan Isra Miraj, Momentum Kontemplasi

23

Isra Mi’raj, merupakan peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan spiritual dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha. Peringatan ini menjadi momen bagi kita untuk berkontemplasi, merenungkan hikmah dan makna yang terkandung di dalamnya.

Isra Mi’raj, menggugah kita untuk mendekatan dengan Ilahi. Karena, Isra Mi’raj menggambarkan sebuah perjalanan menuju peningkatan kualitas hubungan dengan Allah SWT. Hal ini mengingatkan kita untuk senantiasa berupaya mendekatkan diri kepada-Nya tak meninggalkan ibadah, dzikir, dan amalan saleh.

Dengan demikian juga salat. Isra Mi’raj, menyampaikan pesan salat lima waktu. Momen ini menjadi pengingat bahwa salat bukan hanya kewajiban, tapi juga rahmat bagi umat Islam.

Tak hanya itu, perjalanan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam menghadapi ujian hidup. Mi’raj yang menjadi simbol kenaikan spiritual memotivasi kita untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan meraih derajat yang lebih tinggi di mata Allah SWT. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Mari, tampil seperti Nabi yang senantiasa mengedepankan sikap lemah lembut, hikmah, serta perilaku damai, dan menebar kebajikan bagi sesama. Dengan demikian kehadiran Islam dan umat Islam menjadi rahmaan lil-‘alamin.

Isra Mi’raj adalah kisah tentang keteguhan seorang hamba yang tak hancur dalam kesedihan dan tak larut dalam kesenangan. Segala yang ada di dunia, kebahagiaan dan kesedihannya, hanyalah sekelumit dari perwujudan rahmat dan kasih Allah kepada manusia.

Dan, saat menemui kepedihan jangan pernah putus asa. Mari tauladani Nabi Muhammad yang meyakini sepenuh hati bahwa Allah tak pernah mencobai hamba-Nya di luar batas kesanggupannya. Karena, rahmat Allah jauh lebih luas dari kesedihan yang dicobakan kepada hamba-Nya. Pesan moralnya, jika hati mu gundah, larilah kepada Allah semata.

Selamat memperingati Isra Mi’raj. Dan, hari Isra Mi’raj jadi momen tepat untuk melakukan refleksi. Semoga kita bisa meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW dan makin dekat dengan Allah. (*)

(Penulis : Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR