Diskusi Barikade 98, Hukum Bak Macan Ompong Membuat Bandit Mafia Ekonomi Nyaman dan Sukacita

48
Para narasumber diskusi yang digelar barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta

Aartreya –  Diskusi gelaran Barikade 98 bertajuk ‘Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita’ yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, soroti polah oligarki dan mafia yang makin gentayangan menggerogoti sumber daya negara, pada Kamis (20/3/2025).

Kegiaan ini dihadiri para aktivis, pakar hukum, dan tokoh nasional, membedah praktik para pencuri yang terus melenggang tak tersentuh hukum.

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan, praktik mafia akan tumbuh subur, selama sistem pengelolaan sumber daya masih tertutup dan tidak transparan.

"Korupsi dan perampokan negara ini terjadi karena sistem yang gelap. Kita butuh transparansi total! Jika sistemnya bersih dan rakyat ikut mengawasi, tidak akan ada ruang bagi mafia untuk bergerak," kata Ray Rangkuti.  

Dia juga menegaskan rakyat harus lebih masif untuk menekan pemerintah dan aparat hukum agar bertindak tegas.

"Jangan hanya bicara, kita harus bertindak! Diam berarti memberi mereka ruang untuk terus merampok negeri ini. Saatnya rakyat bersatu, saatnya melawan! Kalau perlu, kita buat deklarasi perlawanan!" tandasnya.

Pada kesempatan itu, Ketua KPK Abraham Samad yang menjadi narasumber mengungkapkan kegeramannya lantaran pemberantasan korupsi saat ini terlihat impoten sehingga para bandit mafia ekonomi makin bahagia menguasai aset negara.

"KPK harus kembali ke jalurnya! Mafia-mafia ini harus ditindak, bukan diberi perlindungan. Kita tidak bisa hanya berharap pada aparat hukum yang makin tumpul, rakyat harus bersuara dan ikut mengawal," cetusnya.

Sementara, para elit, oligarki dan keluarga yang menguasai sumber daya turut disentil pakar hukum tata negara Feri Amsari. Ia mengingatkan, yang dilakuka segelintir elit telah bertentangan dengan konstitusi. Karena, konstitusi mengamanatkan, kekayaan negara harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

"Tapi, apa yang terjadi sekarang? Yang kaya makin kaya, yang miskin semakin terpinggirkan. Jika ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan identitas sebagai bangsa yang berdaulat," tegasnya.

Pembicara lain, Budayawan Erros Djarot menilai, hukum di Indonesia bak macan ompong saat berhadapan dengan mafia ekonomi.

"Kalau hukum tidak bisa menyentuh mereka, kita yang harus bertindak! Jangan biarkan negara dikuasai oleh segelintir orang rakus. Ini bukan lagi sekadar persoalan korupsi, tapi sudah menjadi perampokan sistematis yang mengancam masa depan bangsa!" tandas Erros. (Ambarita/Eko)

SHARE

KOMENTAR