Ekspedisi Trisakti, Terkendala Cuaca Tim Pendaki Gunung Gede Lakukan Penelitian Tanaman Endemik di Punggung Gunung

420

CIBODAS – Ekspedisi Trisakti yang dihelat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, mendaki 5 gunung, salah satunya Gunung Gede yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, terkendala cuaca ekstrem. Buntutnya, sebanyak 77 pendaki yang dipimpim Tom Maskur dan Mochtar Mohamad diperkirakan batal menggelar upacara bendera di Alun-alun Surayakencana, atau padang savana yang berlokasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Informasi yang diperoleh media online ini dari Humas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Agus Deni, pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup untuk sementara, selama 14-21 Agustus 2022.

Penutupan tersebut merujuk pada prakiraan cuaca ekstrem dan pencegahan kebakaran hutan selama musim kemarau, sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem di kawasan. Sebab, cuaca ekstrem berupa angin kencang belakanganini kerap terjadi.

“Ya, pendakian sepertinya tak sampai ke puncak Gunung Gede, karena ditutup. Mungkin juga karena cuaca ekstrem,” kata Irvan Noor yang juga Ketua PAC Bogor Tengah, PDI Perjuangan Kota Bogor, pada Selasa (16/8/2022).

Selain dia, juga ikut serta Setiyoso Subarkah, Arlan Yudie dan Musyafa Rifqi sebagai perwakilan PDI Perjuangan Kota Bogor  yang tergabung dalam Tim Ekpedisi Trisakti yang digelar PDI Perjuangan Jabar. Sebanyak 77 pendaki Tim Ekpedisi tersebut berasal dari DPD PDI Perjuangan Jabar, DPC PDI Perjuangan Kota dan Kabupaten Bogor, DPC PDI Perjuangan Kota dan Kabupaten Sukabumi serta DPC PDI Perjuangan Kota Depok.     

 “Posisi saat ini, tim pendaki Gunung Gede berada di punggung gunung. Meski belum sampai puncak, namun tujuan Ekspedisi Trisakti tercapai karena untuk mengidentifikasi dan menginventarisir pohon endemik/langka di Jawa Barat yang diharapkan menjadi potensi sumber pangan di wilayah DAS,” lanjut Irvan.

Ia bertutur, pendakian yang semula menggunakan jalur Selabintana Sukabumi dibatalkan dan melalui jalur Cibodas. Perjalanan dilalui dengan melintasi Curug Cibeureum yang dikenal sebagai salah satu wisata alam yang terletak di bawah kaki Gunung Gede Pangrongo dan masih termasuk dalam kawasan TNGGP.

Pemandangan alam yang indah dan eksotis berjarak tempuh 2.7 Km dari pos masuk, atau sekitar 45 menit – 1 jam dengan jalan santai. Medan yang menanjak dengan undakan bebatuan dikelilingi hutan yang lebat merupakan daya tarik tersendiri dari Curug Cibeureum.

Tak hanya itu, ada juga telaga biru dan rawa panyangcangan yang melengkapi keindahan selama perjalanan. Serta jembatan panjang yang terbuat dari batu buatan selama perjalanan ke Curug Cibeureum ini.

 “Posisi kita saat ini, sudah melewati Pos Kandang Badak yang menjadi tempat favorit berkemah karena lahannya yang dapat menampung puluhan tenda maupun sumber air yang berlimpah. Untuk menuju ke puncak Gunung Gede, dari Kandang Badak waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Selanjutnya, di tengah perjalanan akan dijumpai persimpangan, kiri menuju puncak Gunung Gede dan kanan menuju puncak Gunung Pangrango,” tuntas Irvan.

Sebelumnya, PDI Perjuangan Jabar melepas tim yang akan melakukan eksplorasi lima gunung di Jabar mulai 15-17 Agustus 2022.

"Tim ini bernama Ekspedisi Trisakti akan melakukan penjelajahan ke lima gunung yang ada di Jabar," ucap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono saat melepas Tim Ekspedisi Trisakti di kawasan Sadarehe Kabupaten Majalengka, Senin (15/8/2022).

Dalam siaran persnya, Ono juga menjelaskan, bahwa tim ini tidak sendiri, namun juga menggandeng peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam melakukan identifikasi dan invetarisasi. Seperti pohon endemik atau langka, sumber pangan alternatif, melakukan penangkaran pohon endemik serta identifikasi lahan kritis di wilayah DAS Jabar.

Menurutnya, tim ekspedisi ini juga memiliki kesamaan dan selaras dengan ajaran Bung Karno tentang sesanti Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Ono juga menjelaskan, dengan mengidentifikasi dan menginventarisir pohon endemik atau langka di Jabar, diharapkan bisa ditemukan potensi sumber pangan.

"Dengan identifikasi dan inventarisir pohon khas Jabar, kami yakin akan menemukan sumber pangan alternatif yang memenuhi kandungan gizi yang baik, murah, mudah didapat dan dapat ditanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah," jelas Ono

"Selain itu, tim ini juga akan memetakan lahan kritis dan potensi-potensi sebagai rangkaian dalam rehabilitasi DAS," tuntasnya. (Eko Octa)

SHARE

KOMENTAR