Hari ini Giliran Dosen Salah Satu PTS, Dr Erik Suganda dan Suryadi Daftar Bacawalkot di PDI Perjuangan Kota Bogor

271
Dr Erik Suganda dan Suryadi, saat daftar bacawalkot di Kantor PDI Perjuangan Kota Bogor.

Aartreya – Dibukanya pendaftaran bakal calon walikota (bacawalkot) PDI Perjuangan Kota Bogor di kantornya, Jalan Ahmad Yani II No 4, Tanah Sareal, secara terbuka dan gratis untuk umum mengundang banyak minat kalangan. Hari ini, Rabu (17/4/2024), dua bacawalkot mendaftar.

Sekitar pukul 13.15 WIB, Erik Suganda datang terlebih dahulu mengisi formulir dihadiri Panitia Pendaftaran Badan Pemenangan (BP) Pemilu, DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Vayireh Sitohang, Didik Kurniawan dan Abdul Latif.      

Kepada pewarta, Vayireh menyampaikan, Erik Suganda yang juga dosen salah satu PTS di kota hujan, siap berlaga di kontestasi Pilkada Kota Bogor.

“Erik Suganda sebelumnya juga ikut bertarung di Pileg 2024, dari Daerah Pemilihan (Dapil) Tanah Sareal, dari PDI Perjuangan. Dia adalah kader banteng yang juga pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bogor. Beliau sudah siap berlaga lahir batin di kontestasi pilkada. Dan, yang saya ketahui Erik merupakan sosok petarung,” kata Vayireh.

Dilanjutkannya, pendaftaran bacawalkot PDI Perjuangan Kota Bogor ini terbuka untuk umum, dari internal dan eksternal. DPC PDI Perjuangan Kota Bogor menjaring pendaftaran hingga 20 April 2024 mendatang, tanpa pungutan.

“Terkait Erik Suganda, ia menuntaskan pendidikan S1 dan S2 di National University, Amerika. Dan, S3 nya di Universitas Pakuan, Bogor,” ucapnya.

Selanjutnya, pada pukul 15.20 WIB, warga Semplak, Suryadi datang mendaftar bacawalkot di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bogor. Suryadi memperkenalkan diri, latarbelakangnya pengusaha. Sebelumnya, ia juga relawan Jokowi dan pada pilpres lalu Relawan Ganjar.

“Saya mendaftar bacawalkot berlatarbelakang dari kegelisahan tidak beresnya pendidikan di Kota Bogor. Hampir setiap tahun, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bogor semrawut. Dan, ini juga saya alami, dengan anak saya yang mendapatkan nilai tinggi, tapi tidak mendapatkan sekolah negeri. Di Kota Bogor, dari tahun ke tahun, sekolah negeri tidak pernah bertambah. Ada yang salah dengan tata Kelola pendidikan di Kota Bogor,” tuntas Suryadi. (Eko Okta)          

       

SHARE

KOMENTAR