JAKARTA - Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi dilaunching DPP PDI Perjuangan secara virtual, Rabu (4/8/2021). Selain Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Hasto, juga Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPP Marsekal Madya Henri Alfiandi, serta jajaran pengurus DPP PDI Perjuangan lainnya.
Kata Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kritiyanto, pihaknya sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengingatkan agar Jakarta siaga jika ada bencana.
“Pada 2015, Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan melaksanakan pelatihan bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dikenal juga sebagai Basarnas. Saat itu, Megawati meminta agar PDI Perjuangan membangun batalion khusus yang siap turun ke wilayah bencana,” tukasnya.
Megawati, sambung Hasto, juga menyampaikan persetujuan pemindahan ibu kota karena Jakarta tak terlihat menyiapkan perencanaan dan persiapan mitigasi bangunan dan berbagai upaya penanggulangan bencana.
“Pada 2019, kembali Megawati mengingatkan bahwa Jakarta dibayangi oleh gempa megathrust. Inilah bukti kronologis bagaimana Ibu Mega menaruh perhatian besar. Inilah tacit knowledge kepemimpinan strategis beliau. Tak Heran Unhan memberi gelar profesor kepada Ibu Mega. Karena kepemimpinan beliau visioner dan strategis," urainya.
Masih menurutnya, kesadaran soal bencana dan mitigasinya harus dipersiapkan. Itulah salah satu alasan mengapa PDIP menggelar launching sistem peringatan dini ini.
"Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung pelatihan mitigasi berjalan dengan baik. Akan diresmikan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi," kata Hasto.
Sementara, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, pihaknya mendukung peringatan dari Megawati agar budaya kesiapsiagaan menghadapi bencana segera dibangun. Sebab selain berada di wilayah ring of fire, Indonesia juga berada di wilayah tumbukan lempeng tektonik.
"Inilah berdampak seperti prediksi BMKG, kemarau kali ini akan relatif lebih basah dari normalnya. Maka ada sebagian wilayah di Nusa Tenggara kekeringan, di wilayah utara ada banjir longsor, dan ada wilayah alami gempa bumi. Makanya kita mendukung dibangun sistem peringatan dini ini," tutup Dwikorita. (Nesto)