Ketum PDI Perjuangan Megawati : Politik adalah Kehidupan, Kader Wajib Disiplin

146
Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat hadiri peresmian Sekretariat DPP TMP di Menteng, Jakarta

Aartreya – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan, bahwa PDI Perjuangan mengajarkan politik sebagai sebuah kehidupan. Ia menekankan bahwa tidak memaksakan seseorang menjadi kader partai.

"Kalau di kami di PDI Perjuangan itu kami membelajarkan yang namanya politik itu kehidupan. Pertanyaan saya kenapa kalian kok mau masuk PDIP Perjuangan? Kenapa kalian nggak masuk partai lain saja. Apa yang men trigger (penggerak) kalian ingin masuk ke PDI Perjuangan. Karena saya tidak boleh yang namanya memaksakan orang untuk masuk ke partai kami sukarela," kata Ketum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat peresmian Sekretariat DPP Taruna Merah Putih (TMP) di Menteng, Jakarta Pusat, dinukil dari akun Youtube Jakarta Menyala, pada Senin (28/10/2024).  

Dilanjutkan Megawati, ketika masuk PDI Perjuangan, kader wajib mengikuti disiplin partai. Ia mempersilahkan jika ada kader yang tidak disiplin untuk keluar.

"Tapi, begitu dia masuk maka yang ada disiplin partai. Jadi siapa yang nggak bisa ikut disiplinnya nggak apa-apa keluar saja. Jadi fair jadi masing-masing itu mencari kebenaran di dalam hatinya," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Megawati mengutarakan dukungannya kepada Pramono-Rano sekaligus sebagai bentuk pembelaannya atas hasil lembaga survei terkait elektabilitas paslon Pilkada Jakarta yang berbeda.

Menurut Megawati, survei hanyalah statistika yang diolah berdasarkan pernyataan warga yang disurvei pihak lembaga survei. Statistika disebut berbeda dengan matematika yang melambangkan kebenaran.

"Saya ini tahu statistik, tahu bahwa survei itu bisa dibeli," tutur Megawati.

Untuk diketahui, hasil survei elektabilitas paslon Pilkada Jakarta baru-baru ini menunjukkan hasil yang berbeda antara Paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, dan Paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan tingkat elektabilitas RK-Suswono mencapai 37,4 persen, sedangkan Pramono-Rano 41,6 persen.

Sementara itu, survei Poltracking menunjukkan tingkat elektabilitas Pramono-Rano justru sebesar 36,4 persen, sementara Ridwan Kamil-Suswono 51,6 persen. (Eko Okta)

 

SHARE

KOMENTAR