Program Makan Siang Gratis Emang Bisa Bikin Bangsa ini Cerdas? Sori Yee!

244

BELAKANGAN INI, salah satu capres – cawapres peserta Pemilu 2024 menusung program makan siang gratis dan minum susu. Program makan siang dan susu gratis ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju. Benarkah?

Mari bersama kita kaji. Apakah dengan makan siang gratis dan minum susu akan membuat bangsa ini menjadi cerdas? Tentu, siapapun akan menjawab, tidak! Sebaliknya, kemungkinan besar akan membuat anak bangsa ini makin gemoy, makin gembul, makin enggan bergerak!       

Yang dibutuhkan utuk memajukan negeri ini ini adalah mencerdaskan bangsa. Lalu, apakah kita terbilang negara berpendidikan maju? Belum! Lalu, apakah dengan makan siang gratis dan minum susu semakin membuat bangsa ini makin maju pendidikannya? Jawabannya, yang maju adalah pengusaha proyek catering, atau penerima proyek penyedia jasa makan siang, sudah tentu.     

Mengutip situs worldtop20.org, pada tahun 2023, Indonesia ada di urutan ke-67 dari 203 negara. Urutan Indonesia berdampingan dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68. Data tersebut berasal dari 6 organisasi internasional yakni OECD, PISA, UNESOC, EIU, TIMSS, PIRLS. Selanjutnya, oleh organisasi nirlaba di bidang pendidikan, yakni New Jersey Minority Educational Development (NJ MED), hasilnya dipublikasikan melalui situs worldtop20.org.

Peringkat tersebut dinilai berdasarkan lima tingkat pendidikan. Rincian persentase lima tingkat pendidikan di Indonesia yakni tingkat pendaftaran sekolah anak usia dini: 68 persen, tingkat penyelesaian Sekolah Dasar: 100 persen, tingkat penyelesaian Sekolah Menengah: 91.19 persen, tingkat kelulusan SMA: 78 persen, tingkat kelulusan Perguruan Tinggi: 19 persen.

Artinya, masih banyak anak bangsa ini yang terjerat masalah ekonomi sehingga tak mampu menuntaskan pendidikannya di tingkatan SMA, bahkan prosentase kelulusan perguruan tinggi masih terbilang kecil. Kembali kepada pertanyaan, apakah munngkin permasalah pendidikan di republic ini bisa diselesaikan dengan makan siang dan minum susu? Jawabannya, bisa disimpulkan sendiri.

Sebatas mengingatkan, salah satu tujuan negara menurut Alinea IV Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mengenyangkan perut.

Mencerdaskan kehidupan berarti menguatkan kualitas bekerjanya otak (rasionalitas) dan menjaga kemuliaan watak (moralitas dan integritas). Oleh karena itu, dari Pasal 31 UUD 1945 disimpulkan bahwa pendidikan harus diselenggarakan untuk memajukan IPTEK serta meningkatkan iman, taqwa, dan akhlak mulia.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada empat tujuan negara Indonesia. Tujuan tersebut meliputi perlindungan, kesejahteraan, kecerdasan dan perdamaian. Dalam UUD 1945 Pasal 28 telah dijelaskan bahwa hak asasi manusia ialah hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga, hak untuk berkomunikasi hingga hak untuk mendapatkan pendidikan.

Melalui UUD 1945, Indonesia menyatakan cita-cita luhurnya, salah satunya, mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesimpulannya, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan, pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Bukan nantinya membuat seruan bersama makan siang dan minum susu.

(Penulis : Aktivis 98, Eko Okta Ariyanto)   

SHARE

KOMENTAR