Aartreya – Sebanyak tujuh lembaga telah menggelar survey calon presiden dimulai dari Anies Baswedan, Prabowo hingga Ganjar. Meski sebelumnya, Anies lebih dulu lakukan konsolidasi ke sejumlah daerah jauh sebelum Ganjar diputuskan sebagai capres oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, namun ternyata hal itu belum mendongkrak elektabilitas bila dilihat dari beragam hasil survey.
Dilansir dari Tribunnews, Anies Baswedan sendiri sudah dideklarasikan sebagai kandidat capres Nasdem sejak Oktober 2022 lalu. Belakangan, Demokrat dan PKS menyatakan dukungan mereka buat mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sementara, Prabowo Subianto diyakini maju ke panggung pilpres lewat koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk Partai Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sejak Agustus tahun lalu, Prabowo memang telah menyatakan kesiapannya kembali bertarung di pentas pemilu di bawah bendera Gerindra.
Terakhir, Ganjar Pranowo dideklarasikan oleh PDI Perjuangan sebagai calon presiden di Pemilu 2024, di Istana Batutulis, bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2023, atau H-1 Lebaran. Berikut update terbaru hasil survei 7 lembaga survei terkait elektabilitas Anies, Prabowo dan Ganjar.
1. Survei Indikator Politik Indonesia
Lembaga survei, Indikator Politik Indonesia mengumumkan hasil survei dan menempatkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah sekaligus capres PDIP, Ganjar Pranowo unggul tipis dari Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Berdasarkan paparan yang disampaikan Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi melalui tayangan di YouTube Indikator Politik, Ganjar memperoleh 28,5 persen suara. Ia unggul tipis dari Praboowo yang memperoleh 26,7 persen.
Namun, eks Gubernur DKI Jakarta sekaligus capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tertinggal jauh dari Ganjar maupun Prabowo. Anies hanya memperoleh 19,7 persen suara dan menempati peringkat ketiga.
Adapun survei tersebut berdasarkan simulasi 10 nama capres yang disodorkan kepada 1.220 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada 11-17 April 2023. Sementara ketika simulasi untuk tiga nama capres teratas, Ganjar tetap unggul dari Prabowo dengan perolehan suara mencapai 34 persen. Sedangkan Prabowo Subianto meraih 31,7 persen dan disusul Anies 25,2 persen. Sementara responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 9,1 persen.
Berdasarkan hasil survei simulasi tiga nama capres tersebut, Burhanuddin belum melihat ada capres yang benar-benar unggul dari yang lain. Menurutnya, baik Ganjar, Prabowo, atau bahkan Anies dapat saling mengungguli.
2. Survei LSI
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam simulasi tiga nama pilihan Calon Presiden. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan Prabowo Subianto meraih 30,3 persen, Ganjar Pranowo 26,9 persen, dan Anies Baswedan 25,3 persen. Sementara itu, masih ada 17,5 persen yang mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Nasional LSI: "Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini" di kanal Youtube: Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (9/4/2023).
3. Survei Polmark Indonesia
Hasil survei opini publik di 78 Daerah Pemilihan (Dapil) di Indonesia pada 23 Januari sampai 17 Maret 2023 yang dilakukan PolMark Research Center-PolMark Indonesia menunjukkan tingkat elektabilitas tiga tokoh yang digadang akan maju sebagai capres pada Pemilu 2024 berada di posisi teratas.
Ketiga tokoh tersebut yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Founder dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengatakan Ganjar Pranowo berada di posisi puncak, disusul Prabowo serta Anies.
"Ganjar Pranowo 22,8 persen dengan Margin of Error kurang lebih 0,4 persen. Prabowo Subianto 17,4 persen. Anies Rasyid Baswedan 13,9 persen," kata Eep di Akmani Hotel Jakarta Pusat pada Kamis (30/3/2023).
Posisi selanjutnya diduduki Ridwan Kamil dengan 5,2 persen dan Abdul Muhaimin Iskandar 4,8 persen Selanjutnya ada Sandiaga Salahudin Uno dengan 2,0 persen, Puan Maharani 1,7 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,7 persen, Khofifah Indar Parawansah 1,3 persen, Andika Perkasa 1,1 persen, dan Erick Thohir 1 persen. Kemudian Ahmad Heryawan 0,9 persen, Airlangga Hartarto 0,7 persen, dan Budi Gunawan 0,2 persen.
"Sejumlah tokoh yang lain tidak ditampilkan karena angkanya di bawah itu. Lalu kemudian undecided voter, ini yang penting, masih ada 24,9 % ," kata Eep.
4. Survei MIPOS
Lembaga survei Merdeka Institute for Public Opinion Survey (MIPOS) merilis hasil riset terbaru mereka tentang kecenderungan perilaku memilih (voting behavior) pasca polemik pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Berdasarkan hasil temuan survei, elektabilitas Ganjar mengalami penurunan menyusul penolakannya terhadap keikutsertaan Timnas Israel yang disinyalir menjadi penyebab dicoretnya Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20 tahun ini. Elektabilitas Ganjar turun menyentuh 16,8 persen dari sebelumnya berada di kisaran 20 persen pada survei November 2022.
"Elektabilitas Ganjar terjun bebas dibandingkan hasil survei MIPOS November 2022. Jika saat ini dilaksanakan Pilpres, hanya 16,8 persen yang mengaku akan memilih Ganjar," kata Peneliti MIPOS Yuyun Andriani, dalam paparan survei Rabu (5/4/2023).
Sementara itu dalam survei tersebut, apabila Pilpres dilaksanakan saat ini sebanyak 33,6 persen responden menyatakan akan memilih Prabowo Subianto.
Lalu posisi kedua diambil alih Anies Baswedan dengan elektabilitas 21,5 persen, disusul Ganjar Pranowo 16,8 persen, Ridwan Kamil 6,9 persen, Sandiaga Uno 4,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,2 persen, Erick Thohir 4,1 persen, Puan Maharani 3,2 persen, Airlangga Hartarto 1,4 persen, dan Muhaimin Iskandar 0,9 persen Sebanyak, 2,9 persen responden mengaku belum punya pilihan.
Turunnya elektabilitas Ganjar karena publik kecewa atas penolakannya terhadap kehadiran timnas Israel. Berdasarkan survei mayoritas publik atau 69,5 persen responden mengaku tidak mempermasalahkan alias setuju dengan keikutsertaan Timnas Israel. Hanya 18,8 persen yang menolak alias tidak setuju dan sebanyak 11,7 persen responden menjawab tidak tahu.
5. Survei Indo Barometer
Nama Ganjar unggul menjadi capres dibandingkan Prabowo dan Anies. Hal itu berdasarkan survei terbaru Indo Barometer. Dalam rilis survei tersebut, Indo Barometer melakukan tiga simulasi yakni simulasi 5 nama capres, simulasi 3 nama capres, dan simulasi 2 capres (head to head).
Pada simulasi 5 nama calon presiden, nama Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Puan Maharani dan Airlangga Hartarto.
Dimana Ganjar Pranowo memperoleh suara dari responden sebanyak 29,4 persen, disusul Prabowo Subianto 27,5 persen, Anies Baswedan 23,9 persen, Puan Maharani 1,4 persen, dan Airlangga Hartarto 0,3 persen.
"Dari pertanyaan tertutup terhadap 5 nama calon presiden, Ganjar Pranowo dipilih 29, 4 persen selisih tipis dengan Prabowo Subianto kemudian Anies Baswedan," kata Qodari saat menyampaikan hasil surveinya di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023).
Tak hanya dalam simulasi 5 nama, pada simulasi 3 nama capres nama Ganjar Pranowo kembali mengungguli Prabowo dan Anies Baswedan. Perolehan suara untuk Ganjar Pranowo dari responden, kata Qodari, mencapai 30,3 persen. Sementara untuk Prabowo Subianto 28,4 persen dan Anies Baswedan 25,3 persen.
Saat pilihan dikerucutkan menjadi hanya dua calon presiden, nama Prabowo Subianto justru unggul jika melawan Ganjar Pranowo dan jika melawan Anies Baswedan.
"Saat melawan Ganjar Pranowo, suara Prabowo ini mencapai 38,5 persen dan Ganjar 35,4 persen. Kita lihat Prabowo melawan Anies, di sini Prabowo unggul 40,3 persen dan Anies 30,7 persen," kata Qodari.
6. Survei Lingkaran Suara Publik (LSP)
Survei Lingkaran Suara Publik (LSP) merilis hasil riset terbarunya dalam membaca potensi arah politik nasional 2024. Direktur eksekutif Lingkaran Suara Publik (LSP), Indra Nuryadin menuturkan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menempati posisi tertinggi, baik popularitas, likeabilitas maupun elektabilitas.
Di bawah Prabowo Subianto, ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan di bawahnya lagi ada Anies Baswedan.
"Pada pertanyaan elektabilitas survei menemukan bahwa Prabowo semakin meningkat elektabilitasnya. Ada 33,4 persen publik yang mengaku memilihnya bila pemilihan Presiden dilaksanakan hari ini," kata Indra dalam rilis survei yang dilakukan secara dari di Jakarta, Minggu (19/3/2023).
"Menyusul di belakangnya Ganjar Pranowo dengan 21,2 persen dan Anies secara konsisten berada di posisi ke-3 dengan persentase 20,4 persen," tambahnya.
7. Survei SMRC
Terakhir, berdasarkan survei dari Saeful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Ganjar dan Prabowo bersaing ketat ketika simulasi empat nama calon presiden atau capres.
Adapun survei tersebut dilakukan pada 25-28 April 2023 dengan responden adalah pemilih kritis. Untuk diketahui Prabowo telah diputuskan menjadi calon oleh partainya, Gerindra, dan mendapatkan dukungan dari PKB. Sedangkan Ganjar didukung PDIP, PPP, PSI dan Hanura. Sementara dua nama lainnya yakni Anies Baswedan dicalonkan Nasdem, Demokrat, dan PKS. Serta Airlangga Hartarto telah ditetapkan oleh Partai Golkar untuk menjadi calon presiden.
"Kalau calonnya Airlangga, Anies, Ganjar, dan Prabowo, dalam survei terakhir para pemilih kritis, Ganjar dipilih oleh 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam keterangan tertulisnya Sabtu (29/4/2023).
"Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini,” lanjut Deni. Deni menambahkan bahwa Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain.
"Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih (95 persen) sementara Ganjar masih lebih rendah kedikenalannya di kalangan pemilih ini (86 persen)," katanya.
Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening. (*)
(Sumber : Tribunnews/ Nesto)