Telaga Saat, menjadi destinasi wisata favorit masyartakat. Wisata telaga ini memang belum dikenal banyak wisatawan lantaran letaknya tersembunyi di balik perkebunan teh dan perbukitan yang ditumbuhi pepohonan hijau. Telaga Saat menyajikan pemandangan alam yang asri, mulai dari gunung, hamparan kebun teh, hingga hutan yang hijau.
Berlokasi di wilayah Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, kehadiran wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini diketahui tidak menurun, apalagi setelah PPKM dilonggarkan. Danau seluas kurang lebih 1,50 hektar itu memiliki aroma khas, air seni kuda.
Konon menurut hikayat setempat, lokasi ini dulunya adalah sebuah perangkap untuk menjebak pasukan berkuda Pangeran Kian Santang. Namun secara ilmiah, hal ini dapat diperdebatkan. Karena bisa jadi aroma khas yang menyengat hidung ini, berasal dari tumbuhan rawa yang banyak tumbuh sebelum adanya pengerukan besar besaran.
Setelah peresmian revitalisasi pada 20 Oktober 2020 silam, kini Telaga Saat sudah mampu menahan curah hujan yang tinggi. Akan tetapi perjuangan para penggiat lingkungan tidak cukup sampai disitu. Mereka yang tergabung dalam Lembaga Desa Wisata untuk wilayah Desa Tugu Utara juga sibuk mempertahankan keasrian dari Telaga Saat.
"Pemeliharaan tumbuhan dan kebersihan sampah memang sudah menjadi tanggung jawab kami," kata warga setempat penggiat pelestarian lingkungan hidup, Reynold Hamzah (38), Selasa (07/09/21).
Menggunakan ikat kepala Sunda, dia bersama beberapa rekan lainnya menjelaskan bagaimana repotnya memberi kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan kepada para wisatawan.
“Belum lagi menegur wisatawan atau pengunjung karena diantaranya diketahui ada yang hendak melakukan vandalisme. Ini merupakan perjuangan yang lahir dari panggilan batin,” ucapnya.
Habitat Elang Jawa
Telaga saat, selain menawarkan pemandangan yang sangat menawan dan indah, juga menawarkan sebuah pemandangan fenomena alam dari habitat Elang Jawa.
Menurut Reynold dalam bulan bulan tertentu, burung raksasa itu sering terbang di sekitar telaga saat bersama anak anaknya. Kemungkinan besar bahwa daerah tersebut adalah lokasi berpijah bagi hewan yang kini dilindungi undang undang negara.
“Lokasi telaga saat berada di bawah dan tidak jauh dari Telaga Warna. Sebuah destinasi wisata yang lebih dulu terkenal. Bahkan dalam Serat Bhujangga Manik, lokasi ini disebutkan sebagai Kabuyutan Talaga. Hal ini menjadikan nilai sejarah dari kawasan tujuan wisatawan ini wajib mendapatkan perhatian pemerintah dalam pemeliharaan dan pembangunan modernisasi masif yang bisa merusak keasrian.,” tutur Reynold.
Sebagai informasi, saat ini tarif masuk ke Telaga Saat pada hari biasa, pengunjung dibandrol Rp 10 ribu, sementara tiket lintas (termasuk ke Telaga Warna) Rp.21 ribu. Sementara, pada hari libur, tiket masuk ke Talaga Saat tetap Rp.10 ribu, dengan tiket lintas Rp.26 ribu. (Michell Abdullah)