Diduga Mobil Esemka Berjenis Gaib, Jokowi Digugat

124
Ilustrasi, disain gambar aartreya

Aartreya – MobiL Esemka nyaris dibilang seperti mobil 'gaib'. Betapa tidak, mobil yang dikenalkan mantan Presiden Joko Widodo ke publik Tanah Air tersebut ternyata sangat jarang ditemukan lalu lalang di jalan raya.

Terkini, mantan Presiden Joko Widodo sekaligus mantan Wakil Presiden Maruf Amin digugat terkait mobil Esemka ke Pengadilan Negeri (PN) Surakarta pada Selasa, 8 April 2025. Gugatan wanprestasi tersebut juga ditujukan untuk PT Solo Manufaktur Kreasi sebagai produsen mobil Esemka.

Melansir Tempo.co, adalah Aufaa Luqmana Re. A warga Ngoresan, RT 01, RW 02, Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah penggugat wanprestasi.

Kuasa hukum Aufaa membenarkan informasi mengenai pelaporan yang telah diajukan oleh kliennya tersebut. Aufaa diketahui merupakan anak dari ketua Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman.

“Betul, gugatan sudah didaftarkan secara online di PN Surakarta (Solo) dengan nomor pendaftaran PN SKT-08042025051," kata Arif melansir tempo.co, pada Rabu, (9/4/2025).

Arif menjelaskan bahwa gugatan tersebut bermula saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Menurutnya, sang klien berminat membeli mobil Esemka Bima berjenis pick up untuk merintis usaha jasa angkutan di Solo.

Keinginan Aufaa semakin menguat seiring dengan pernyataan Jokowi yang pernah berjanji untuk mendukung pengembangan mobil Esemka sebagai mobil nasional.

Pengenalan mobil Esemka telah digembar-gemborkan sejak lama oleh Jokowi sebagai mobil nasional. Terbukti, mobil SUV Esemka yang bernama Rajawali telah menjadi mobil dinasnya saat 2005 hingga 2012.

“Klien saya tertarik untuk membeli mobil Esemka karena harganya yang jauh lebih miring (murah) dibandingkan merek lainnya. Satu unit mobil Esemka Bima dibanderol dengan harga Rp 150-170 juta,” kata Arif.

Saat menjabat sebagai Presiden Indonesia, Arif mengungkapkan bila Jokowi  juga sempat meresmikan pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali pada 6 September 2019. Saat peresmian dilakukan, Jokowi mengatakan pentingnya mendukung produk lokal. Tidak lupa, Jokowi kembali menekankan bila Esemka merupakan merek nasional yang perlu mendapat dukungan masyarakat secara penuh.

“Usaha mobil Esemka tersebut pupus karena Jokowi dinilai tidak mampu merealisasikan janjinya menjadikan mobil Esemka sebagai mobil nasional,” katanya.

Pada bagian lain, mengutip Kompas.com, terkait gugatan wanprestasi tudingan gagalnya produksi massal mobil Esemka Jokowi buka suara.

"Nanti ditanyakan juga ke pengacara karena sudah kita serahkan semuanya ke pengacara. Bukan kasus lama ini, bukan kasus sebetulnya. Ya tapi tetap harus di layani ini negara hukum," kata Jokowi, pada Jumat (11/4/2025).

Jokowi menjelaskan dengan adanya gugatan ini, semua warga sama ratanya di mata hukum.

"Semuanya sama di mata hukum. Ya, ada gugatan yang dilayani. Memang seluruh warga negara Indonesia," jelasnya.

Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, Jawa Tengah, telah menetapkan jadwal persidangan pertama dijadwalkan berlangsung pada 24 April 2025, pukul 10.00 WIB, di ruang Wiryono Projo Dikiro.

"Nanti saya belum konsultasi dengan pengacara. Urusannya yang berbeda oleh pengacara yang berbeda," katanya.

Dalam tuntutan yang diajukan, penggugat meminta agar pengadilan menerima dan mengabulkan gugatan secara keseluruhan. Selain itu, penggugat juga meminta agar perbuatan para tergugat yang tidak dapat memenuhi janji untuk memproduksi mobil Esemka secara massal dinyatakan sebagai wanprestasi. Penggugat menilai bahwa tindakan tersebut telah menimbulkan kerugian yang diperkirakan setara dengan dua mobil, dengan nilai minimal sekitar Rp 300 juta.

Sejarah mobil esemka menukil bisnis.com, dilansir dari laman resminya, esemkaindonesia.co.id, berawal dari sekelompok orang yang mempunyai cita-cita yang sama untuk membuktikan bahwa anak-anak Indonesia bisa dan mampu untuk membuat mobil sendiri, maka terbentuklah sebuah komunitas yang kemudian dinamakan Esemka.

Esemka disebut sebagai wadah pembuktian diri dari beberapa orang yang mempunyai keyakinan yang sama bahwa anak-anak Indonesia mampu untuk membuat mobil dengan kemampuan mereka sendiri apabila mereka diberikan kesempatan dalam berkarya.

Kesempatan itu datang seiring dengan dicetuskannya kota Solo sebagai Kota Vokasi oleh Jokowi sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Solo. Di bawah kepemimpinannya saat itu, Banyak sekolah vokasi (Sekolah Menengah Kejuruan/SMK) bermunculan dan mendorong semangat komunitas Esemka untuk semakin cepat mewujudkan cita-citanya.

Hasilnya adalah Esemka Rajawali yang pada akhirnya digunakan oleh Jokowi sebagai kendaraan dinas meskipun sempat gagal dalam uji kelayakan dan emisi. Seiring berjalannya waktu Esemka berkembang ke jalur industri dengan badan usaha berbentuk perseroan terbatas yang diberi nama PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang 100% sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Singkat cerita, PT Solo Manufaktur Kreasi telah memiliki ijin untuk memproduksi 8 jenis kendaraan dengan berbagai variasi. (*)

 

Sumber : Tempo.co/ Kompas.com / Bisnis.com/ Nesto

SHARE

KOMENTAR