Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat menjadikan Pancasila sebagai pondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeIndonesiaan.
Upacara Harlah Pancasila yang diikuti perwakilan TNI-Polri, jajaran menteri, tenaga kesehatan, hingga pelajar digelar secara virtual di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/6/2021).
Dalam upacara tersebut bertindak sebagai perwira upacara Kepala Staf Komando Garnisun I Jakarta, Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya. Sedangkan bertindak sebagai komandan upacara adalah Asisten Operasi Pasukan Pengaman Presiden, Kolonel Infantri Muhammad Imam. Sementara, Ketua MPR Bambang Soesatyo bertugas membacakan Pancasila dan Ketua DPR Puan Maharani membacakan teks Pembukaan UUD 1945.
Berikut teks lengkap pidato Presiden Joko Widodo dalam rangka Peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2021:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak K.H. Ma’ruf Amin;
Yang saya hormati, Presiden Republik Indonesia Kelima sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri serta seluruh Anggota Dewan Pengarah;
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia Keena, Bapak Tri Sutrisno;
Yang saya hormati, Ketua dan Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara, Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI; Ketua MA RI, Ketua MK RI, Ketua KY RI, Ketua BPK RI,
Dan saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati, Yang Mulia Para Duta Besar Negara-negara Sahabat;
Yang saya hormati, Kepala BPIP beserta seluruh jajaran BPIP; Serta para peserta upacara dan seluruh rakyat Indonesia yang saya banggakan.
Peringatan hari lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni, harus benar-benar kita manfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, dalam berbangsa, dan dalam bernegara.
Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia ini berdiri, namun tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan. Globalisasi dan interaksi antar belahan dunia tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan.
Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antar pandangan, rivalitas antara nilai-nilai, dan rivalitas antar ideologi. Ideologi transnasional cenderung semakin meningkat, memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara dan berbagai strategi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Revolusi industri 4.0 telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog dalam interaksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara.
Ketika konektivitas 5G melanda dunia maka interaksi antar dunia juga akan semakin cepat. Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke seluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan keseluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu.
Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah Air menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa. Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama revolusi industri 4.0. Dan sekaligus Pancasila harus menjadi pondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeIndonesiaan.
Saya mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia maju yang kita cita-citakan.
Selamat memperingati hari lahir Pancasila. Selamat membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
(Nesto)