Sejarah Hari Buruh Internasional

126
Sejarah May Day untuk menuntut 8 jam kerja pada 1886 [Foto: Istimewa

HARI BURUH Internasional atau May Day diperingati tiap 1 Mei. Lazimnya May Day, para pekerja turun ke jalan-jalan berunjuk rasa menuntut kesejahteraan, menentang kapitalisme dan perbudakan terhadap buruh.

Mengutip dari laman Wikipedia, May Day bagian dari rentetan perjuangan panjang kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial.

Sejarah Hari Buruh Internasional berawal dari gerakan buruh di Amerika Serikat pada 1806. Kala itu pekerja Cordwainers mogok kerja agar tuntutanya jam kerja 19 jam hingga 20 jam dalam sehari dikurangi.

Tuntutan itu kemudian jadi agenda bersama buruh di AS. Mereka juga menuntut uang lembur jika pekerjaannya melebihi jam kerja. Mereka bukan saja menuntut ke pemodal, tapi juga melobi pemerintah kota agar memperhatikan buruh.

Perjuangan melawan koorporasi digerakkan pekerja di AS kemudian gaungnya sampai ke negara-negara lain. Para pekerja di berbagai negara kemudian mulai berani mengorganisasikan diri untuk menuntut hak-haknya. Terbentuklah asosiasi-asosiasi pekerja.

Asosiasi Pekerja International menggelar kongres pertama pada 3-8 September 1866 di Jenewa, Swiss. Musyawarah dihadiri sejumlah delegasi organisasi pekerja dari berbagai negara salah satunya menetapkan secara universal jam kerja sehari 8 jam.

Kongres juga menetapkan 1 Mei sebagai Hari Perjuangan Kelas Pekerja Dunia. Ini tak lepas dari inspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada 1878. Kemudian demo besar-besaran sekitar 400 ribu buruh di AS pada 1 Mei 1886, menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam. Tuntutan itu sukses setelah aksi selama empat hari menewaskan ratusan orang.

Pada saat itu, ada tiga organisasi pekerja yang mengorganisir protes: Knights of Labor, Federation of Organized Trades and Labor Unions, dan International Workingmen's Association yang juga dikenal sebagai First International.

Dalam beberapa hari, demonstrasi dan mogok kerja menyebar ke seluruh Amerika Serikat, termasuk kota-kota besar seperti Chicago, New York, dan Boston.

Pada tanggal 3 Mei 1886 bentrokan antara polisi dan demonstran meletus di Chicago. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai Tragedi Haymarket.

Empat orang demonstran dan tujuh polisi tewas dalam bentrokan tersebut. Pasca insiden ini, banyak pekerja dan aktivis hak-hak pekerja yang ditangkap dan dipenjara.

Sejarah Hari Buruh berlanjut pada tahun 1889, sebuah konferensi internasional di Paris diadakan untuk memperingati perjuangan para pekerja dan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja.

Konferensi tersebut menyerukan peringatan internasional setiap tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.

Sejarah May Day sebagai hari buruh ini lahir dari sebuah federasi internasional, sebuah kelompok sosialis dan serikat buruh menetapkan yang 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja, dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada tahun 1886.

Pada abad ke-20, hari libur 1 Mei tersebut mendapat pengesahan resmi dari Uni Soviet, dan juga dirayakan sebagai Hari Solidaritas Buruh Internasional, terutama di beberapa negara Komunis.

Namun begitu, Amerika Serikat tidak merayakan Hari Buruh pada 1 Mei, tapi pada hari Senin pertama bulan September (1 Mei adalah Hari Loyalitas, hari libur resmi tetapi tidak diakui secara luas di Amerika Serikat).

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa alasannya adalah untuk menghindari peringatan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1886, demikian dikutip Office Holidays.

Sejak saat itu, Hari Buruh Internasional diperingati di seluruh dunia sebagai hari perjuangan para pekerja untuk mendapatkan hak-hak yang adil dan layak di tempat kerja.

Selain itu, Hari Buruh Internasional juga menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan, demokrasi, dan persamaan di seluruh dunia. (Dari berbagasi sumber/ Eko Okta)  

SHARE

KOMENTAR