Menyebut nama Kasepuhan Cisungsang, sudah tak asing lagi bagi banyak orang, terutama penggemar touring dan budaya. Cisungsang yang berada di Kabupaten Lebak, Banten merupakan tempat yang indah. Suatu kampung yang terletak di Cibeber. Kekinian, kampung yang mempertahankan adat budaya ini disebut-sebut sudah populer hingga ke mancanegara.     Â
Sadulur Maung Bodas yang diketuai Suryana, bersama jajarannya Taufik, Usman, Andi, Dadang, Maria, Dina, Zuhrotusadiah hingga Yanti Bom Bom berkesempatan hadir di acara Seren Taun yang dihelat di Bale Riung Brata Lugay Lencana Satu, Minggu (5/9/2021). Â Â Â Â Â
“Saat gelaran acara juga hadir Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wagub Andika Hazrumy. Selain itu, juga hadir Pemimpin Padepokan Abah Usep Suyatma yang merupakan Kasepuhan Cisungsang,†kata Zuhrotusadiah melaporkan dari lokasi acara.  Â
Untuk mencapai kampung Cisungsang, Tim Maung Bodas harus menempuh perjalanan dari Kota Bogor terbilang jauh. Setelah melewati jalan berliku menuju Pelabuhan Ratu, Sukabumi, selanjutnya dilanjutkan ke Cibeber, Banten. Jaraknya sekitar 30 km dari Pelabuhan Ratu. Rutenya melalui Ciawi – Sukabumi– Cihideung – Cikidang – Pelabuhan Ratu. Dan, bisa juga ditempuh melewati Leuwiliang – Halimun Salak. Jika sudah sampai Pelabuhan Ratu, tinggal menuju Cisolok. Setelah tiba  di Jalan Cagak, Cimaja (sekitar 10 km dari Pelabuhan Ratu), seterusnya tinggal belok kanan menuju Cikotok. Selanjutnya, tinggal menuju Cisungsang yang terletak di kawasan Taman Nasional Halimun Salak.
“Di lokasi akan ditemukan lembah kecil, kampung adat sederhana Cisungsang dengan bangunan rumahnya terbuat dari kayu dan bambu beratapkan ijuk. Di sinilah Seren Taun diadakan,†lanjut wanita yang trampil menari jaipong dan menggemari sejarah budaya, Zuhrotusadiah.   Â
Sebagai informasi, Seren Taun merupakan pesta adat yang diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Cisungsang atas hasil pertanian, perikanan dan hasil-hasil bumi lainnya. Acara ini rutin diselenggarakan setiap tahun diikuti seluruh warga Cisungsang.
Pada Seren Taun ini, ragam pertunjukan kesenian daerah yang telah diwariskan berabad-abad dipertunjukan seni budaya. Demikian yang menjadi puncak acara Seren Taun.
Adalah Abah Usep Suyatma, Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang. Gelaran Sere Taun, tidak seluruh tahapan dan prosesi ritualnya terbuka untuk masyarakat umum. Ada lima tahapan ritual mulai dari nibakeun sri ka bumi, ngamitkeun sri ti bumi, salametan rasul pari ti leuit, serah taun, dan cacah jiwa. Â
Tahap pertama, nibakeun sri ka bumi berarti menurunkan padi ke tanah. Masing-masing ketua kelompok masyarakat adat (rendangan) menyiapkan sejumlah padi dalam bentuk ikatan-ikatan (pocong) untuk dipersiapkan penempatannya di lumbung (leuit) kasepuhan.
Seterusnya, rangkaian ngamitkeun sri ti bumi dilakukan dengan menghimpun padi hasil panen dari seluruh Kasepuhan Cisungsang. Kemudian, salametan rasul pari ti leuit dilakukan dengan mengatur kembali padi yang sudah ada di lumbung sebelum menerima padi baru.
Tahapan keempat adalah serah taun atau seren taun yang merupakan inti dari ritual syukuran panen. Dalam kegiatan ini, hasil padi diserahkan kepada kasepuhan serta pembacaan syukur kepada Tuhan atas keberlimpahan sebelum tahapan terakhir yaitu cacah jiwa dilakukan.
“Acara Seren Taun ini tidak berlangsung sehari, melainkan selama lima hari dimulai dari Senin (30/8/2021) hingga Minggu (5/9/2021). Masyarakat setempat ikut bergotong royong menyajikan makanan buat para tamu undangan dan hadirin. Mereka memasak makanan tradisional di dapur-dapur umum,†tuntas wanita yang kerap dipanggil Diah. (Nesto)