KOTA BOGOR - Haul Bung Karno ke-52, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Kota Bogor menggelar doa bersama dipandu Ayi Makmun di Aula Al Hikmat, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (21/6/2022).
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 150 orang yang terdiri dari ulama dan perwakilan masyarakat setempat. Serta, ketua hingga pengurus PAC PDI Perjuangan Kota Bogor, diantaranya Herdyansyah, Denny Siregar, serta Ketua Bamusi Ujang Japra. Dan, para pengampu partai besutan Megawati Soekanoputri di kota hujan.
Selain itu, hadir Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata, serta para pengurus DPC yakni Ujang Sugandi, Ermy Ruri, Laniasari, Yanti Susanti, Vayireh Sitohang, Ariyanto, Heri Soba hingga Eko Octa.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor yang juga Penasehat Bamusi Ujang Sugandi menyampaikan, Haul Bung Karno menjadi momentum tepat untuk memperkuat semangat kebangsaan.
“Haul ini menjadi ini momentum tepat untuk merefleksikan dan memperkuat lagi kedekatan para ulama dengan kaum Soekarnois dalam menjaga bangsa dan negara ini,” kata Ujang Sugandi saat diwawancarai media online ini usai gelar doa bersama.
Masih menurutnya, bahwa Soekarno disebutnya sebagai orang tua untuk semua. Bung Karno sebutnya, tak hanya Bapak Bangsa, tapi juga Penyambung Lidah Rakyat, Proklamator Kemerdekaan, Penggali Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia.
“Bung Karno adalah bapak semua rakyat Indonesia. Karena Bung Karno juga lah Indonesia begitu tingginya di kancah dunia. Siapa saja rakyat Indonesia yang didalam hatinya tidak merasa bahwa Bung Karno adalah Bapak Bangsa maka perlu dipertanyakan tentang pemahaman sejarahnya,” tandasnya.
Ujang Sugandi yang menyampaikan dirinya sebagai pengidola Bung Karno sejak kecil mengatakan, sangat mengenal prestasi Ayahanda Megawati Soekanoputri yang kini dirasakan manfaatnya untuk bangsa.
“Prestasi Bung Karno itu selain sebagai proklamator RI yang membuat duet Soekarno Hatta mendatangkan pengakuan atas eksistensi Indonesia di mata negara lain di dunia yakni juga pencetus Pancasila,” tuturnya.
Sebelum memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, di depan sidang BPUPKI, Soekarno telah menyampaikan visi tentang falsafah dan dasar Negara pada 1 Juni 1945. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.
Tak hanya itu, lanjut Ujang, Bung Karno juga sukses merebut Papua Barat.
“Pada tanggal 19 Desember 1961 sebagai Presiden, Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta.Lalu, dibentuklah Komando Mandala yang tugasnya merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer demi mempertahankan dan menggabungkan Papua bagian barat jadi satu kesatuan dengan Indonesia,” ucapnya.
Tak sampai disitu, Bung Karno juga membangun Monas pada 17 Agustus 1961. Selain itu, pada eranya militer Indonesia kuat setelah berdiplomasi dengan Uni Sovyet, Indonesia berhasil mendapat bantuan.
“Bung Karno juga sukses membuat bangsa ini disegani dengan sikap kerasnya terutama dengan negara-negara Barat seperti AS dan Inggris. Di bawah kepemimpinan Soekarno, Indonesia sukses menjadi penyelenggara Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang berujung pada pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Dan, yang utama, Soekarno berhasil mempersatukan Nusantara di bawah bendera Merah Putih ditandai keberhasilannya antara lain membawa Papua Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi tepatnya pada tanggal 1 Mei 1963,” tuntasnya. (Octa)