KOTA BOGOR - Setelah sebelumnya  secara intens melakukan aksi sosial mengadakan vaksin di sejumlah daerah, dan Jabodetabek, HaloPuan, lembaga sosial Puan Maharani kini mengajak publik PDI Perjuangan Kota Bogor memerangi stunting.
Menggandeng DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, HaloPuan menggelar penyuluhan stunting yang dihadiri puluhan kaum ibu dengan mentaati protokol kesehatan ketat, seperti penggunaan masker, hingga mencuci tangan menggunakan handsanitizer terlebih dahulu di Rumah Endie, Jalan Ahmad Yani, Tanahsareal, Kota Bogor, Minggu (13/2/2022).
Pada kesempatan tersebut, HaloPuan juga membagikan paket bingkisan berupa bahan bubuk kemasan daun kelor, kacang hijau, gula pasir, agar-agar hingga biskuit kepada ibu-ibu yang hadir.
“Kami mengajak para ibu menanam dan mengkonsumsi daun kelor agar warga bisa secara mandiri melawan stunting,†kata Koordinator Relawan HaloPuan, Poppy Astari.
 “Kelor sudah teruji mampu mengatasi malnutrisi di sejumlah negara di Afrika, dan di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pemanfaatan bubuk daun kelor berhasil menurunkan angka stunting,†tambahnya.
Poppy berujar, Gerakan Melawan Stunting tidak hanya menyasar balita yang mengalami stunting.
“Kita justru harus berupaya mencegah stunting sebelum kondisi ini terjadi pada siapa pun,†katanya.
Oleh karena itu, gerakan HaloPuan ini memiliki sasaran warga dengan sejumlah kriteria. Mereka tentu saja balita yang mengalami stunting, ibu menyusui, ibu hamil, pasangan usia subur, calon pengantin, dan kader-kader posyandu. Â
Dengan terus menyosialisasikan bahaya stunting, lanjutnya, Puan Maharani melalui HaloPuan berharap kesadaran akan gizi seimbang bisa tumbuh di tengah masyarakat sejak awal. Sebab, keseimbangan gizi pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting dalam melawan stunting.
“Ibu Puan Maharani menyadari bahwa kita tak bisa menyerahkan penanganan masalah stunting kepada pemerintah semata. Karena itu, dibutuhkan kesadaran seluruh pihak. Bukan hanya kader PDI Perjuangan di tingkat anak cabang, ranting, dan anak ranting, tapi juga terutama kader posyandu dan kader PKK,†imbuh Poppy.
Pada kesempatan yang sama, pemilik rumah serbaguna Endie, yang juga pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Andri Saleh Amarald menambahkan, dari data resmi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diketahui, Jawa Barat rata-rata nasional 27 persen kasus stunting. Namun jumlah penduduk Jawa Barat yang mendekati 50 juta, menjadikan jumlah kasus stunting Jawa Barat tertinggi di Indonesia.
“Karena itu, masyarakat harus terus diedukasi. Stunting anak adalah masalah kesehatan yang masih belum benar-benar dipahami oleh sebagian besar masyarakat. Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kasus stunting yang tinggi. Stunting antara lain ditandai dengan tubuh anak yang pendek, lebih pendek dari standar anak seusianya,†tukasnya.
Politisi PDI Perjuangan Kota Bogor ini melanjutkan, gejala utama stunting adalah ketika tinggi anak tidak setara dengan dibanding anak yang sepantaran.
“Atau, tinggi anak itu cenderung lebih pendek dan kecil. Demikian juga berat badannya. Gejala lain seperti lambatnya perkembangan keterampilan fisik, seperti berguling, duduk, berdiri, dan berjalan. Serta, keterlambatan perkembangan keterampilan sosial dan mental,†imbuhnya.
Pencegahan stunting, sebutnya, bisa dilakukan jauh sebelum kelahiran buah hati.
“Dari beragam riset, daun kelor atau nama latinnya moringa oleifera kaya manfaat terutama untuk menangkal stunting. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menganjurkan agar anak-anak dan balita yang masih dalam masa pertumbuhan untuk mengonsumsi daun kelor karena berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gizi buruk,†tuntasnya. (Nesto)
Â