Lahir dari Keluarga Sederhana dan Pernah Jadi Agen KGB, ini Sosok Presiden Rusia Vladimir Putin

563
Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini menyatakan perang terhadap Ukraina. Dilansir dari New York Post, pernyataan tersebut telah dideklarasikan Putin pada Rabu (23/2/2022) lalu. Sedikit yang tahu, latar belakang kehidupan Putin. Ternyata sebelum menjadi orang nomor satu di Rusia, ia hidup dalam kesederhanaan dan pernah menjadi seorang mata-mata.

Dilansir dari Popmama, Putin juga pernah menjadi seorang sopir taksi waktu Uni Soviet runtuh. Dikutip dari dari buku First Person, Vladimir Putin mengatakan bahwa sang Papa merupakan seorang pekerja pabrik yang mengalami cacat secara fisik akibat Perang Dunia II. Sedangkan sang Mama pernah kehilangan salah satu anak karena penyakit difteri.

Menurut The LA Times, keadaan susah tersebut yang membuat mama Putin bekerja serabutan mulai dari menyapu jalanan, membersihkan peralatan laboratorium, hingga melakukan pekerjaan sambilan lainnya dengan upah yang tidak seberapa.

Saat kecil, Putin beserta orangtuanya tinggal di sebuah kamar kecil yang merupakan bagian dari apartemen bersama. Di sana Putin dan teman-temannya sering menghabiskan waktu dengan menangkap tikus di tangga apartemennya.

Dilansir dari Biografi Kremlin resminya, pendidikan Vladimir Putin dapat dikatakan mengalami keterlambatan. Selain itu, Putin juga termasuk orang yang malas untuk belajar. Dikutip dari tabloid Rusia, Komsomolskaya Pravda, ABC News melaporkan bahwa Putin tidak peduli dengan pelajaran sekolah. Ia juga serng bercanda di kelas, dan melawan guru olahraga di beberapa momen tertentu. Meski begitu, ia unggul dalam pelajaran sejarah dan bahasa Jerman.

Saat berada di kelas enam, seorang guru mendekatinya dari hati ke hati, membantunya memanfaatkan potensinya yang dimiliki. Akhirnya, nilai-nilai pelajaran Putin berhasil meningkat secara signifikan.

Vladimir Putin dulunya juga sempat mengalami hal-hal yang kurang mengenakan bagi dirinya. Dalam sebuah wawancara program dokumenter televisi Rusia pada Senin (13/12/2021) lalu, Putin mengaku sempat menjadi seorang sopir taksi kala Uni Soviet runtuh.

“Terkadang (saya) harus bekerja sambilan dan mengendarai sebuah taksi. Hal ini terasa sangat tidak nyaman untuk dibicarakan, tetapi sayangnya (hal itu) telah terjadi,” tutur Putin yang dikutip dari CNN.

Seperti yang dikatakan LA Times, sejak kelas sembilan Vladimir Putin memang memiliki suatu keinginan untuk bergabung dengan KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) dalam bahasa Indonesia berarti Komite Keamanan Negara. Putin mengakui bahwa keinginannya terinspirasi pada kisah romantis tentang mata-mata, dan bukannya pemahaman yang konkret tentang organisasi tersebut.

Impian masa kecilnya membawa dia ke markas KGB yang terletak di Leningard. Ia pun mendaftarkan diri di sana. Awalnya, pejabat menyarankan Putin untuk masuk ke sekolah hukum. Ia pun menuruti saran tersebut dan mendapatkan gelar sarjana hukum pada tahun 1975.

Akhirnya, badan intelijen menawarkan Putin sebuah jabatan, yang dengan senang hati ia terima. Dia masuk ke sekolah mata-mata, di mana dia mengasah keterampilan bahasa Jerman dan berlatih judo untuk mendapatkan sabuk hitam.

Pada tahun 1985, dirinya ditugaskan untuk pergi ke Jerman Timur sebagai intelijen. Menurut laporan Atlantic, Putin mungkin bertugas untuk mengumpulkan rahasia terkait teknologi atau meminta pejabat tinggi pemerintah sebagai bagian dari misi yang disebut Operasi Luch.

Karirnya dirintis sebagai Perdana Menteri Rusia. Vladimir Putin membuat sistem yang didasarkan pada semangat nasionalistik dan sikap tunduk kepada institusi yang berkuasa. Visi tersebut tertuang dalam dokumen tahun 1999 berjudul "Russia at the Turn of the Millennium." Atau yang biasanya disebut sebagai "The Millennium Manifesto." Dokumen tersebut menyajikan pembacaan Putin tentang prospek Rusia di masa lalu dan masa depan.

Dirangkum dari Atlantic, Perdana Menteri mengaitkan sejarah pergolakan politik Rusia dengan populasi yang terpecah. Warga Denizenss telah terpikat dengan konsep-konsep seperti kebebasan berbicara dan individualitas.

Supaya Rusia dapat mengambil tempat di jajaran negara-negara besar, warga negara perlu bersatu di bawah pemerintahan pusat yang kuat. Setelah dua hari ia meluncurkan manifestonya tentang nasib Rusia, Vladimir Putin naik menjadi Presiden. (Sumber :Popmama/Nesto)

SHARE

KOMENTAR