Aartreya - Tak percaya elit partai politik di DPR yang sebelumnya mendorong revisi UU Pilkada, sekitar 170 mahasiswa Universitas Djuanda, Bogor, menggunakan KRL datangi DPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta pada Jumat (23/8/2024). Unjuk rasa jilid dua ini merupakan aksi "Kawal Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Tolak Revisi Undang-undang Pilkada" yang digelar di depan gedung DPR RI.
Massa aksi kampus di Ciawi, Bogor ini memasang spanduk bertuliskan "Jokowi is a mistake" didepan gerbang DPR.
“Selama belum ada aturan KPU tentang Pilkada 2024 yang berlandaskan Putusan MK, kami tak percaya. Para wakil rakyat di DPR yang tergabung dalam KIM in ikan sudah menjadi wakinya penguasa. Bukan lagi wakil rakyat karena mengabaikan putusan MK dan melah melakukan revisi UU Pilkada,” kata Presma Universitas Djuanda, Ruben Bentiyan kepada pewarta, Jumat (23/8/2024).
Menurut Ruben, ia tak percaya pada parpol yang ikut mendorong Revisi UU Pilkada karena orang yang berbicara tentang pembatalan RUU Pilkada bukanlah Ketua DPR Puan Maharani sendiri.
“Mereka kan banyak akal bulusnya Anggota DPR ini, kemarin yang bicara pun Pak Dasco. Bukan Bu Puan langsung. Selama belum ada PKPU keluar berarti masih ada kemungkinan. Kami sudah tak percaya pada kepicikan yang sedang disusun di dalam barang kali," imbuhnya.
Dia menyampaikan, aksi ini digelar juga untuk menunjukkan kemarahan masyarakat atas pembangkangan terhadap konstitusi yang dilakukan pemerintah dan DPR.
"Kami berangkat dalam keadaan tidak percaya sama sekali. Kami tidak meminta atau menuntut, kami akan merebut apa pun yang bisa direbut hari ini. Kami akan menunjukkan bahwa masyarakat marah dengan keadaan hari ini yang dipertontonkan. Itu membuat kami geram," ujarnya.
Dia juga berujar, selain mahasiswa Universitas Djuanda Bogor, aksi hari ini juga akan diikuti Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI). Petugas kepolisian sudah terlihat berjaga di halaman dekat gerbang DPR menggunakan rantis atau kendaraan taktis Brimob saat para mahasiswa datang. Selain itu, tampak barikade beton berjajar di depan gerbang gedung DPR. (Nesto)
